Penting Mana, Pendidikan atau Olahraga?

Realiatakini.com-Padang
Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sum­bar 2016, akan dibuka 19 November 2016. Pelaksanaan iven olahraga multi cabang yang akan dipusatkan di Kota Padang itu, ternyata sangat disesalkan sejumlah orang tua, anggota DPRD Sumbar maupun akademisi. Pasalnya, ribuan atlet dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar yang akan berlaga di ajang dua tahunan itu, akan berkumpul di Kota Padang selaku tuan rumah.
Kondisi ini jelas membutuhkan tempat penginapan yang cukup banyak. Kalau para atlet itu diinapkan di hotel dan wisma yang ada di Kota Sumbar, sudah pasti bisa tertam­pung, melihat jumlah hotel dan wisma yang ada di Kota Padang. Namun yang jadi masalah adalah biayanya. Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) Kota Padang, jelas tak akan sanggup menanggung biaya penginapan bagi ribuan atlet itu. Sementara support dana dari APBD Provinsi juga sangat minim. Karena itu, Pemerintah Kota Padang mengambil kebijakan meng­gunakan lokal sejumlah sekolah untuk dijadikan penginapan para atlet.
Kebijakan inilah yang dikeluhkan sejum­lah orang tua. Tidak saja soal perintah agar anaknya membawa tikar atau bantal ke sekolah, tapi anaknya pun harus diliburkan selama sepuluh hari. Dan ini akan menjadi masalah baru bagi orangtua. Apalagi bagi keluarga yang suami istrinya bekerja dari pagi hingga siang.
Saat jam sekolah, biasanya anaknya masih aman karena berada dalam penga­wasan guru. Namun saat libur, sementara dia bekerja, jelas tak ada yang mengawasi anaknya. Sementara lingkungan pergaulan luar sekolah, masih dianggap belum cukup aman bagi anak-anaknya yang masih remaja. Artinya, kebija­kan meliburkan sekolah, tak bisa dianggap sederhana, sesederhana memutuskannya.
Apa yang disampaikan Anggota DPRD Sumbar Dapil Kota Padang, Hidayat, patut kita cermati. Meliburkan sekolah dan menyuruh siswa membawa bantal adalah kebijakan tak tepat, selain telah mengor­bankan dunia pendidikan untuk kepenting­an yang lain. Kesan yang muncul, olahraga lebih penting dari pendidikan.
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Sumbar itu malah mengusulkan agar para atlet diinapkan di tenda-tenda selama penyelenggaraan porprov. Kemudian untuk fasilitas kasur dan bantal, atlet bisa membawa sendiri secara pribadi. Karena, unsur pim­pinan dan anggota DPRD Sumbar juga pernah melakukan tidur di tenda ketika melakukan kunjungan kerja di luar.  Ini ada benarnya juga, dari pada harus mengor­bankan dunia pendidikan dan multi player effectnya terhadap pergaulan siswa.
Belum lagi kata praktisi pendidikan bahwa meliburkan siswa selama 10 hari, akan banyak pengaruh terhadap mutu pen­di­di­kan. Meski ada tugas yang diberikan pada siswa itu selama libur, tapi tak akan seefektif bertatap muka dengan guru di kelas. Apalagi para orangtua yang juga telah disibukkan dengan tugas mencari nafkah dan pulang sore hari, membuat para siswa itu main bertambah waktu bermainnya. Karena itu, banyak pihak yang berharap kebijakan meliburkan siswa ini ditinjau ulang. Walau sudah tak mungkin, karena mulai Rabu ini, siswa sudah diliburkan. Meja sekolah sudah disusun rapat untuk tempat tidur atlet. Bantal dan tikar juga sudah dibawa siswa agar atlet bisa tidur lebih nyenyak, walau pendidikan mereka dikorbankan.***


Previous Post Next Post