Raskin di Lubuk Buaya Berbau dan Menghitam

Realiatakini.com-Padang,
 Siti (45), warga setempat, mengaku anak-anaknya sering mengeluh karena beras yang telah mereka masak menjadi nasi kadang berbau dan cepat basi. Warga lainnya, Neli mengaku kecewa dengan kondisi tersebut. Neli menambahkan, meski beras tersebut murah seharusnya pemerintah atau pihak kelurahan juga melihat dan menjaga kualitas beras yang diberikan Warga Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar mengeluhkan kualitas raskin (beras miskin) yang mereka terima. Mereka menyebut, beras tersebut tak layak dimakan karena warnanya menghitam dan baunya-pun tak sedap
.“Saat dimasak rasa dan aromanya juga tidak sedap. Kami terpaksa memakan beras ini meskipun rasanya tidak enak, karena tidak ada beras yang lain," tutur Neli.Ermon Lurah Lubuk Buaya Padang, mengakui hal itu. Kepada Haluan ia berujar raskin kaliini memang kualitasnya kurang bagus. Selain beras yang sudah menghitam baunya juga tidak sedab. Ermon juga mengatakan pihaknya  telah keluhkan hal tersebut kepada Bulog.Saat dikonfirmasi kepada Bulog, kata Emon, pihak Bulog menjawab kondisi tersebut terjadi karena beras raskin yang dibagikan tersebut bukan berasal dari luar negeri, tetapi dari dalam negeri (Sulawesi). Sedangkan sebelumnya raskin berasal dari luar negeri (Vietnam), ujar Ermon.

Ia sangat menyangkan hal tersebut terjadi. Pasalnya warga Lubuk Buaya sangat banyak yang membutuhkan beras tersebut. Selaku lurah, Ia meminta agar pemerintah lebih selektif lagi dalam memberikan beras raskin kepada warga. Ermon juga menambahkan, raskin di Lubuk Buaya Padang dibagikan kepada 293 Kartu Keluaraga (KK). Masing-masing KK mendapatkan beras sebanyak 15 Kilogram dengan harga Rp28000. Betas tersebut diterima warga tiap bulannya. (h/wt)
Previous Post Next Post