Realitakini.Com-Padang
"Akhir-akhir ini kita melihat anak-anak dan
remaja lebih cenderung ke budaya modern atau bahkan budaya barat. Untuk itu,
SMPN 17 Padang bertekad melestarikan dan mengembalikan rasa cinta bagi para
murid terhadap tradisi adat budaya di Minangkabau,"
terang Kepala Sekolah
SMPN 17 Padang Lilis Suwarti M.Pd di sela kegiatan pentas seni dan buaya di SMp
17 Padang , Kamis (9/2/2017).
Gencarnya gempuran budaya asing atau era
modernisasi saat ini memang perlu dikhawatirkan, sehingga perlu disikapi untuk
mempertahankan adat dan budaya bangsa dan daerah sendiri,” ujarnya
Lebih lanjut
wati pangilan akrapnya mengungkapkan ,”kali ini, para siswa/siswi di SMPN 17 Padang bertekad
membendung hal tersebut dengan sama-sama melestarikan berbagai kesenian, adat
dan budaya tradisi di Minangkabau jelasnya ."Pagelaran Seni" yang diselenggarakan di sekolah ini,
pihak sekolah menginginkan
bagaimana seluruh peserta didiknya bisa memahami seluk-beluk adat dan
kebudayaan Minangkabau. Karena, jika bagi anak-anak yang dia adalah orang
minang tapi tidak tahu bagaimana adat dan budaya minang, tentu menjadi hal yang
sangat disayangkan. Maka itu, sangat perlu pembekalan bagi anak-anak melalui
teori dan praktek di dalam mata pelajaran BAM,”ungkapanya.
"Jadi,
kita menekankan kepada anak-anak agar bisa mengenal dan menerapkan prosesi adat
dan budaya Minangkabau dalam kesehariannya. Baik berupa seni tari tradisional,
randai serta atraksi lainnya. Sehingga, mereka menjadi tahu apa-apa saja yang
ada dan terkandung di dalam adat dan kebudayaan Minangkabau itu sendiri. Dengan
itu mereka juga akan mampu melawan berbagai pengaruh budaya asing atau modern
yang masuk," sebutnya.Ditambahkannya
lagi, terkait kegiatan pagelaran seni kali ini pihak sekolah
menyelenggarakannya tiap tahun. Sebagaimana tujuan utamanya untuk memberikan
pengenalan serta pengembangan seni adat dan budaya Minangkabau bagi para murid.
Dimana sebelum itu, para guru BAM dan kesenian telah memberikan pelatihan bagi
para murid secara intens."Saya
sangat bangga dan senang sekali, anak-anak terlihat serius dalam pagelaran ini.
Diantaranya ada yang menampilkan adat "batagak gala", lalu ada juga
adat "manjalang mintuo" yakni perjalanan dari rumah "anak
daro" menuju rumah "marapulai" melalui proses arak-arakan.
"Jadi,
semuanya lengkap ditampilkan anak-anak seperti prosesi adat yang sewajarnya dan
ditentukan dalam adat dan budaya kita. Kita berharap, semoga dengan
berkesenian, beraktifitas dan melakukan kegiatan-kegiatan positif di sekolah,
tidak terfikir lagi bagi anak-anak untuk berbuat hal-hal yang negatif lagi di
luar sekolah," tukasnya bersemangat. (Wt/Humas )
Tags:
Pendidikan