Langka : Kontraktor Gunakan Gas 3kg Untuk Melas Jembatan

Realitakini.Com-Jambi  
Langkanya Gas 3 kg telah mengugah hati bebrapa klngan pemerinta termasuk Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Drs.H.M. Dianto, M,Si menyatakan tim satgas pangan telah turun ke lapangan pantau kelangkaan gas 3 kg. Pernyataan ini disampaikan Sekda pada sesi wawancara usai membuka  Rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (Rakor TPID) Provinsi Jambi dalam rangka Mengantisipasi Kenaikan Harga dan Menjaga Ketersediaan Stok Pangan dalam Menyambut Hari Besar Natal dan Tahun Baru, Rabu (13/12), bertempat di Ruang Dara Jingga Bapedda Provinsi Jambi. Hadir pada rakor ini Kepala BI Perwakilan Jambi V.Carlussa, Kepala Bulog Jambi, perwakilan OJK.

Sekda menyampaikan bahwa berdasarkan berita resmi  statistik BPS bulan November 2017  saat ini inflasi bulanan Kota Jambi sebesar 0,31%. Sedangkan inflasi tahunan cukup terkendali 1,17 %. Inflasi di Kota Jambi terjadi pada 4 (empat) kelompok pengeluaran barang dan jasa. Urutan pemicu inflasi utama yaitu bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok/tembakau, perumahan, air/listrik, gas dan bahan bakar, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan olah raga, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

“Salah satu yang perlu disikapi yaitu gas 3 Kg, karena ternyata setelah Tim Satgas Pangan turun ke lapangan ada beberapa hal yang ditemui, tim sudah masuk ke Tebo, Bungo, dan Batanghari, ternyata di pasaran memang awalnya adanya kelangkaan gas 3 Kg, ternyata setelah dicek pengguna itu adalah dari masyarakat atau pihak yang tidak berkompeten menggunakannya, contoh misalnya ada kontraktor membangun jembatan dan menggunakan gas 3 Kg untuk mengelas, ada rumah makan besar juga menggunakan itu, padahal gas 3 Kg ini kan untuk masyarakat miskin, pedangang kecil, pedagang gerobak keliling, tetapi digunakan oleh pihak yang tidak masuk kategori yang harus disubsidi dan kami memantau gas sudah masuk ke Merangin cukup banyak masuk menyalurkan gaas. Kalau ini dilaksanakan terus oleh Pertamina oleh pengecer dan sepakat digunakan oleh masyarakat yang bersubsidi ini nanti akan cukup, di lapangan nanti akan kita minta kawal dengan pihak kepolisian agar jangan sampai terjadi penyalahgunaan  ataupun penyalahgunaan pembelian gas 3 kg ini,” ujar Sekda.
Sekda mengatakan, Rakor TPID ini sangat strategis karena di beberapa daerah  menjadi psikologis pasar adanya kecenderungan kenaikan harga menjelang hari besar keagamaan, adanya peningkatan permintaan dan keterbatasan pasokan. “Memang sudah menjadi suatu trend  ketika menghadapi hari besar keagamaan dan sebentar lagi Natal dan Tahun Baru kecenderungan pasar tidak hanya di kita tetapi Provinsi di Indonesia mengalami kenaikan harga,  faktor-faktor penyebab terjadinya kenaikan harga adalah gagal panen, gangguan distribusi, penimbunan/spekulan, kenaikan biaya transportasi, dan pengurangan kuota (BBM dan gas),”ungkap Sekda.

Sekda juga mengemukakan, pemerintah telah melakukan kebijakan stabilisasi harga yaitu dengan melakukan operasi pasar bahan pokok (Perindag, Ketahanan Pangan, Bulog), percepatan penyaluran rastra (Bulog, Dinas Sosial), pengadaan daging beku (Bulog), operasi  pasar gas 3 Kg (Pertamina), sidak ke distributor, agen dan pangkalan.

“Beberapa waktu yang lalu telah kami lakukan penyaluran 3 komoditi ke pasaran yaitu beras, gula dan minyak, tujuannya untuk mengantisipasi dan menyikapi gejolak harga di pasaran menjelang Natal dan Tahun Baru, dan kita juga perlu menyikapi beberapa isu aktual yang saat ini berkembang yaitu adanya cuaca ekstrim yang nantinya berpengaruh pada hasil panen, gangguan transportasi (cuaca, longsor, dan banjir),” tutur Sekda. ( wt*/hms)
Previous Post Next Post