Jeritan hati Pedagang Pasar Tradisional Salayo

Realitakini.com-Solok
Pasar Salayo mempunyai hari pasar setiap hari Kamis Pada setiap minggunya .Pasar ini biasa disebut dengan Balai Salayo.  Stiap hari pasarnya (kamis) selalu ramai dengan lebih dari 150 orang pedagang, mulai dari pedangang yang hanya memakai tempat kaki lima bahkan ada juga yang menyewa los - los yang ada di komplek Pasar Salayo Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Pada hari ini Kamis 01/08/19 Balai Salayo terpantau sepi. Nanda (34) pedagang cabe dan bawang serta bumbu masak di Balai Salayo merasa sangat sedih karena sangat sepinya pengunjung pasar, harga - harga bahan pokok sangat anjlok sehingga pedagang merasa menjerit di saat harus menjual dengan harga yang rendah sedangkan modal yang mereka keluarkan cukup tinggi waktu membeli di pasa paraihan atau gosir " ujarnya. Hal senada  juga Anton ( 38 ), pedagang ikan yang selau berpindah pindah setiap hari balai di Kabupaten Solok,

Anton berharap kondisi harga pasar kembali normal agar ekonomi kami sebagai pedagang kecil bisa pulih kembali " imbuhnya. Saat Realitakini turun ke Balai Salayo bertemu langsung dengan Ketua Pengurus Pasar Salayo Amora Moeis (61) ,”bahwa setiap pedagang pasar membayar sewa komite sebesar 3000 per orang,

Amoera Moeis menambahkan jika memang pada hari Kamis ini Balai Salayo terlihat sangat sepi dari kamis sebelum nya. Sangat terlihat sekali daya beli masyarakat semakin melemah, makin hari terasa makin sulit " ujarnya.

Salah seorang pengunjung Pakan Kamis Uut ( 45 ) menyampaikan pada Realitakini tentang naiknya harga bawang merah, keriting lombok, telur, minyak, terigu, Hal ini lah yang keluh ibu - ibu .

Oleh karena itu, turun naiknya harga bahan pokok hendaknya mendapat perhatian penting dari pemerintah. Hal itu, selain untuk mengurangi sepak terjang para tengkulak, juga meringankan rakyat yang berpenghasilan rendah, agar memiliki daya beli untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

Di pasar tradisional juga sering terdengar cerita kenapa ada pedagang tiba-tiba tidak dibuka lapaknya, padahal sudah mulai berkembang barang dagangannya. Bahkan tempat jualannya digantikan orang lain, dengan barang dagangan berbeda atau tetap sama. Mudah - mudahan jeritan hati pedagang kecil ini menjadi ganjalan bagi pemerintah untuk segera memperhatikan nasib mereka. Jeritan pedagang kecil bukan nyanyian indah yang hanya untuk di dengarkan sebagai kelonan sebelum tidur.
 ( Mora )

Post a Comment

Previous Post Next Post