Maulid Maulid Nabi Muhammad Saw Misi Pencerahan

Realitakini.com- Sumbar
Maulid Nabi Muhammad SAW yang oleh umat Islam di Indonesia dijadikan salah satu hari besar adalah saatnya untuk memahami dan membumikan akhlak Islam yang ditunjuk­kan sang pembebas  dan pen­ce­rah Rasul Muhammad SAW se­jak lebih 14 abad lalu. Per­juangan dan kisah penuh ma­k­na yang dicatat sejarah yang memberikan pesan kuat bahwa inti pokok dalam setiap  even kemenangan selalu lebih di­ten­tukan kemuliaan akhlak, dibanding senjata dan kekua­tan perang. Nabi, sahabat, ulama baik yang memposisi­kan diri sebagai penasehat khalifah, tentu lebih lagi ulama yang menjadi khalifah pelanjut risalah adalah mere­ka yang menjadi tonggak tua peradaban dunia semua memi­liki kapasitas akhlak yang agung.
Saat Maulid ini juga bera­la­san umat diingatkan akan peran ulama dalam menata dan mengursi umat, menegakkan supremasi akhlak, sehingga menciptakan tatanan kehidu­pan berperadaban tinggi. Ula­ma berperan penting untuk mengingatkan penting dan strategisnya fungsi akhlak dalam sistim kehidupan. Bela­jar pada  sejarah, Islam hadir dalam situasi kepemimpinan masyarakat Arab yang jahili­yah. Kehidupan politik, eko­no­mi, budaya, moral dan so­sial kemasyarakatan yang ge­lap, ditutupi oleh kesom­bongan pemimpin, arogansi aparat yang mestinya meng­ayomi, penjajahan sesama anak bangsa, penindasan eko­no­mi yang kuat terhadap rak­yat kecil, penzaliman dari pe­megang mandat kekuasaan terhadap rakyatnya dan sede­ratan patologi sosial  yang su­dah endemik dan diangggap biasa oleh masyarakatnya, karena sudah matinya nurani mereka.
Ada empat misi pencera­han yang dibawa Islam. Perta­ma, Pencerahan ilmu penge­tahuan. Islam datang menjadi pembebas dari kejahiliyah yang gelap gulita membawa obor penerangan, ..Artinya: Alif, laam raa. (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu me­nge­luarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. Ibra­him,1). Mentalitas orang ter­puji dan terpandang sulit diperoleh saat kegelapan akh­lak masih menjadi gaya hidup. Prilaku korupsi, kolusi, nepo­tisme, fee, pungli, pe­nyalah gunaan jabatan, aro­gansi ke­kuasaan dan sifat buruk lain nya  adalah tabir gelap yang menutupi cahaya kebenaran untuk kebaikan individu, kelom pok, ma­syara­kat dan bangsa.
Kedua, Revolusi mental Islami
Islam sejak awal telah de­ngan nyata dan faktual mem­berikan arahan dan praktek kehidupan umat ahar terus menerus melakukan revolusi mental jahiliyah menjadi bangsa yang cerah dan cerdas, tidak mudah terprovokasi oleh analisis tak berdasar, tidak pula memiliki prasangka bu­ruk yang didasarkan ketidak­senangan, .... Artinya mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sang­kaan jahiliyah[Ialah: sang­kaan bahwa kalau Muha­mmad s.a.w. itu benar-benar Nabi dan Rasul Allah, tentu Dia tidak akan dapat dika­lahkan dalam peperangan.]. (QS. Ali Imran. 154). Gaya berfikir dan analisis meng­halalkan segala cara, memulai berpikir dari dugaan tak bera­lasan, mencari-cari kesalahan, membuat stigma negatif, apa­lagi gerakan anti kelompok lain (phobia) adalah metode jahiliyah yang dikikis habis dalam tradisi hidup umat Islam. Umat Islam itu terbuka, obyektif, berprasangka baik, tidak suka menohok kawan seiiring 
Ketiga: Pencerahan hu­kum
Umat Islam meyakini dan menerapkan hukum Ilahi. Islam menegaskan haram hu­kumnya patuh dan taat pada hukum yang nyata-nyata ber­sumber dari produk jahili, artinya atas pesanan kepen­ting­an segelintir orang, tidak memihak pada kebenaran, hukum yang dapat ditawar. Ketegasan pada kebenaran hukum dan pencegahan pada pemalsuan hukum adalah reformasi hukum yang dia­jarkan Alquran ..artinya; Apa­kah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hu­kum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang ya­kin? (QS. Al-Maidah, 50). Islam adalah sistim ajaran yang memiliki kepastian hukum. Islam ti­dak mento­lerir siapa­pun yang mem­permainkan hu­kum, menjual belikan hu­kum, atas men­dapatkan ke­untungan profit dari hukum. Hukum adalah neraca kea­dilan un tuk se­mua, tanpa pandang bulu dan kedu­du­kan. Hu kum ti­dak tumpul ke atas, tetapi tajam ke ba­wah. Hu kum dan akhlak adalah dua sisi mata uang sama nilai nya. Tak ada arti hukum tan pa moral. Moral sulit tegak nya bila hukum tumpul dan lemah.
Keempat: Pencerahan bu­da­ya
Praktik jahiliyah yang dicerahkan Islam adalah budaya dalam arti seluasnya. Islam menempatkan pene­gakkan budaya dalam berke­luarga, bermasyarakat, sis­tem sosialisasi diri dan jang­an mengikuti kesenian yang tak bermoral, serta meren­dahkan kemulian manusia lebih awal dan tegas sekali, firman suci menegaskan; ..Dan hendak­lah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan berting­kah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunai­kanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Se­sung­guhnya Allah ber­mak­sud hen­dak menghi langkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan mem­bersihkan ka­mu sebersih-bersih­nya. (QS. al-Ahzab, 33).
Selanjutnya pencerahan budaya dikembangkan pada pecegahan prilaku jahiliyah seperti karakter dan prilaku yang hammiyah artinya keras tak beralasan, teror, keke­rasan yang berdasar.  Islam membawa misi pencerahan budaya, peradaban dan men­dorong penciptaaan kondisi sosial yang ramah, santun dan tidak ada kesan barbar. Pedoman berbudaya disebut­kan dalam kitab suci,  Arti nya; ... Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mere­ka kesombongan (yaitu) ke­som­bongan Jahili yah lalu Allah menurunkan ketenang­an kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewa jib kan kepa­da mere­ka kalimat-tak­wa Ka­limat takwa ialah kalimat tauhid dan memur­nikan keta­atan kepada Allah.] dan ada­lah mereka berhak dengan kali­mat takwa itu dan patut memilikinya. dan ada­lah Al­lah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Fath, 26).
Pada bahagian akhir ini ingin diingatkan bahwa keha­diran Nabi sebagai pembawa  misi Islam yang cerah dan mencerahkan ...ar­ti­nya Dia-lah yang me­ngutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang mem­bacakan ayat-ayat-Nya ke­pada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mere­ka kitab dan Hikmah (As Su­nnah). dan Sesung­guh­nya me­reka sebelumnya benar-benar dalam kese­satan yang nyata, (QS.Al Jumu’ah, 62:2) amat sangat patut untuk disuarakan tan­pa hentinya. Refleksi keha­diran Nabi Muhammad SAW dengan risalah yang yang dibawa nya, amat sangat patut untuk terus menerus disegar­kan, pencerahan yang dibawa dan  dilakukannya telah me­nye­lamatkan peradaban umat manusia.

Sejarawah dan tokoh pe­­ mi­kir dunia dalam ber­ ba­gai di­sip­lin ilmu, lin­tas  agama dan keyakinan yang memili ki pikiran jernih dan berhati jujur pasti akan mengakui dan mengagumi kehanda lan aja­ran Islam dalam me­nyele­sai­kan problema ke­manusiaan. Empat misi pen­ cerahan di atas, ilmu, men­talitas, hukum dan budaya, adalah ikhitiar dan kerja cerdas untuk menyele­sai­kan problema umat manu­sia, khususnya bangsa In­do­ne­sia. Umat Islam tidak ingin bangsa ini hancur, saat ilmu pe­nge­tahuan, pe­nyehatan men­­­ta­litas, hu­kum dan budaya tidak dipo­sisikan dengan baik dan benar, maka itu alamat ke­jah­iliyah segera datang, ja­hi­li­yah moderen, jahiliyah globalisasi dan jahiliyah ke manusiaan, nauzubillahi mi nzalik.*** 
Previous Post Next Post