Walikota H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano menjadi pembicara bersama narasumber hebat lainnya antara lain ,Aria Kusuma Dewa, Arif Malin Mudo, Chairu Pramono, Dede Pramayoza, Kusen Dony Hermansyah dan Sudarmoko. Dialog dipandu oleh Edi Suisno, Dosen Teater ISI Padang Panjang.
Wako Fadly menyampaikan, di Minangkabau dahulunya anak muda dibesarkan di surau untuk memperkuat kepribadian dan keagamaannya.
" Ditempa di surau itu dulu bukan untuk mendapatkan nilai rapor yang tinggi tapi agar mereka memiliki pengalaman untuk mandiri serta kuat agamanya," ungkap Walikota.
Hal itu menurut Walikota perlu di strategikan dengan zaman sekarang agar nilai - nilai pendidikan karakter di surau tersebut jangan sampai hilang.
Lebih lanjut, Wako Fadly mengatakan sekarang zamannya anak muda berkarya. Kemajuan teknologi informasi dengan eksistensi media sosial membuat anak muda berani mengekspresikan kebisaan mereka, dibuktikan dengan munculnya berbagai vlog dan film film yang mereka garap lewat jalur indi.
Media sosial bahkan bisa menjadi ajang untuk mempromosikan berbagai produk untuk berbisnis.
" Pemerintah harus hadir berkolaborasi dengan apa yang mereka inginkan bukan yang kita fikir mereka inginkan," ungkap Wako.
Sementara Kusen Dony Hermansyah Dosen Film Institut Kesenian Jakarta mengajak para generasi muda yang memiliki keinginan untuk membuat film dokumenter untuk mengesampingkan riset.
" Buat segala sesuatu yang kita pahami dan dekat dengan kita
Jangan alergi untuk mengupload," katanya.
Menurutnya, banyak dari apa yang ada dilingkungan ini yang perlu disampaikan. Terkadang hal itu menurut kita biasa, tapi bagi orang lain itu luar biasa.
Beberapa diantara hadirin yang datang berasal dari peserta Festival Film Tentang Pemajuan Kebudayaan yang merupakan siswa dan siswi SLTA wilayah Sumatera Barat, Bengkulu dan Jambi.(Habil)
Tags:
Sumbar