Teori Dan Model Perilaku Kesehatan dalam Meningkatkan Promosi Kesehatan Serta Pendidikan Kesehatan



ABSTRAK
Promosii kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Munculnya berbagai masalah kesehatan dalam masyarakat mendorong pemerintah untuk semakin meningkatkan program promosi kesehatan masyarakat Tujuan nya agar masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. 

Metode promosi yang digunakan antara lain metode individual dan metode kelompok sedangkan Media Promosi kesehatan yang di gunakan yaitu media cetak, media elektronik dan media luar ruangan. Kesimpulan promosi kesehatan ini dengan pemahaman teori dan model perilaku sehat serta langkah-langkah strategis dan proses program mentasi, apoteker dapat mengembangkan program baru yang akan mempromosikan kesehatan, mencegah, dan meningkatkan kesejahteraan, dan pada akhirnya memajukan kesehatan masyarakat. 

Kataa Kunci : Promosi Kesehatan, Pengetahua, Kesehatan 

PENDAHULUAN
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan pada masa yang lalu, di mana dalam konsep promosi kesehatan tidak hanya merupakan proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam bidang kesehatan saja, tetapi juga sebagai upaya yang mampu menjembatani perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Perubahan lingkungan yang diharapkan dalam kegiatan promosi kesehatan meliputi lingkungan fisik-nonfisik, sosial-budaya, ekonomi, dan politik. 

Promosi kesehatan adalah perpaduan dari berbagai macam dukungan baik pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk perubahan lingkungan (Mubarak dkk., 2007) Promosi kesehatan juga merupakan bagian dari program kesehatan masyarakat di Indonesia untuk mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia. 

Dalam Undang-Undang Kesehatan RI no 36 tahun 2009, disebutkan bahwa visi pembangunan kesehatan adalah “Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi”. 

Promosi kesehatan sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat di Indonesia harus mengambil bagian dalam mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia tersebut. Sehingga promosi kesehatan dapat dirumuskan menjadi : “Masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya” (Soekidjo Notoatmodjo, 2010). METODE DAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN Metode (Notoatmodjo, 2005) Berikut ini merupakan contoh menentukan metode promosi kesehatan yang digunakan sesuai dengan tujuan pelaksanaan promosi kesehatannya: Untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan : ceramah, kerja kelompok, mass media, seminar, kampanye. 

Menambah pengetahuan. 
Menyediakan informasi: One-to-one teaching (mengajar per-seorangan / private), seminar, media massa, kampanye, group teaching. Self-empowering Meningkatkan kemampuan diri, mengambil keputusan Kerja kelompok, latihan (training), simulasi, metode pemecahan masalah, peer teaching method.
 
Mengubah kebiasaan : Mengubah gaya hidup individu Kerja kelompok, latihan keterampilan, training, metode debat. Mengubah lingkungan, bekerja sama dengan pemerintah untuk membuat kebijakan berkaitan dengan kesehatan. Pemikiran Dasar Promosi Kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. 

Suatu proses promosi kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan kesehatan yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu metode. 

Metode harus berbeda antara sasaran massa, kelompok atau sasaran individual. Metode Individual (Perorangan) Dalam pendidikan kesehatan, metode yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya, seorang ibu yang baru saja menjadi akseptoratau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi Tetanus Toxoid (TT) karenabaru saja memperoleh/ mendengarkan penyuluhan kesehatan. 

Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat bagaimana cara membantunya maka perlu menggunakan bentuk pendekatan (metode) berikut ini, yaitu : Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) Dengan cara ini kontak antara klien dan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat digali dan dibantu penyelesaiannya. 

Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku). Interview (wawancara) Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk mengetahui apakah klien memiliki kesadaran dan pengertian yang kuat tentang informasi yang diberikan (perubahan perilaku yang diharapkan), juga untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan yang disampaikan.Jika belum berubah, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi. 

Metoda Kelompok Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran sertatingkat pendidikan formal dari sasaran. 

Untuk kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan. Kelompok Besar Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain ceramah dan seminar. 

Ceramah Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun rendah. Merupakan metode dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan. Metodeini mudah dilaksanakan tetapi penerima informasi menjadi pasif dan kegiatanmenjadi membosankan jika terlalu lama. Seminar Metode ini hanya cocok untuk pendidikan formal menengah ke atas.Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli ataubeberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dandianggap hangat di masyarakat. Kelompok Kecil Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil antara lain: Diskusi Kelompok Metode yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi antara pemberi dan penerima informasi, biasanya untuk mengatasi masalah. 

Metode ini mendorong penerima informasi berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya secara bebas, menyumbangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama. 

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut : Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000) Curah Pendapat (Brain Storming) Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok, yang diawali dengan pemberian kasus atau pemicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis. 

Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi. 

Bola Salju (Snow Balling) Metode dimana kesepakatan akan didapat dari pemecahan menjadi kelompok yang lebih kecil, kemudian bergabung dengan kelompok yang lebih besar. 

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya, demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi seluruh anggota kelompok. Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group) Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yangkemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengankelompok lain, Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya. 

Role Play (Memainkan Peranan) Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang perantertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. 

Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas. 

Permainan Simulasi (Simulation Game) Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diakusi kelompok.Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan sepertipermainan monopoli. 

Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli,dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagainarasumber. 

Metode Massa Metode pendidikan kesehatan secara massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesanpesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian cara yang paling tepat adalah pendekatan massa. 

Beberapa contoh metode pendidikan kesehatan secara massa ini, antara lain: Ceramah umum (public speaking) Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa. Pidato-pidato/diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan massa. 

Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa. 

Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh : billboard Ayo ke Posyandu. Media Promosi Kesehatan (Notoadmojo, 2005 ) Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak, elektronika (berupa radio, TV, komputer dan sebagainya) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang kemudian diharapkan menjadi perubahan pada perilaku ke arah positif di bidang kesehatan (Notoatmodjo, 2005). Media promosi kesehatan dibagi menjadi 3 macam, yaitu : (Notoatmodjo, 2005) Media cetak Media cetak dapat sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan, beberapa contohnya seperti booklet, leaflet, rubik dan poster. Booklet adalah media untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam bentuk buku baik berupa tulisan maupun gambar. 

Leaflett adalah media penyampaian informasi yang berbentuk selembar kertas yang dilipat. Rubik adalah media yang berbentuk seperti Majalah yang membahas tentang masalah kesehatan. Kemudian poster adalah media cetak yang berisi pesan atau informasi kesehatan yang umumnya ditempel di tembok, tempat umum atau kendaraan umum. 

Media elektronik Media elektronik merupakan suatu media bergerak yang dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Contoh dari media elektronik adalah TV, radio, film, vidio film, cassete, CD, dan VCD. 

Media luar ruangan Media luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya diluar ruangan secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya papan reklame, spanduk, pameran, banner dan TV layar lebar. 

Papan reklame adalah poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di pekerjaan. 

Spanduk adalah suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat pada secarik kain dengan ukuran yang sudah ditentukan. 

Pada pengembangan media promosi kesehatan memiliki banyak inovasi. Inovasi tersebut diantaranya berupa : Leaflet, poster, audio visual, flipchart, booklet, buku saku Sms broadcast Media social Permainan, seperti permainan engklek, ular tangga, puzzle, kartu bergambar Seni, contohnya lagu, jathilan, wayang gantung, besutan Khotbah Alasan Dibutuhkannya Promosi Kesehatan Banyaknya pasien dengan penyakit kronis memiliki tingkat kepatuhan minum obat yang rendah, seperti pada penelitian Desvalina (2018) mengatakan bahwa banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah yang tidak terkontrol dan tingkat kepatuhan minum obatnya rendah sehingga membutuhkan promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan pasien mengenai penyakit yang dideritanya. Lalu masih banyak masyarakat melakukan swamedikasi dengan keterbatasan pengetahuan akan obat dan penggunaannya. 

Dari Hasil Riset Kesehata Dasar 2013 menunjukkan bahwa obat yang banyak disimpan oleh masyarakat yaitu obat keras yang diperoleh dengan atau tanpa resep dokter. 

Obat keras tersebut salah satunya adalah antibiotic, ini menunjukkan masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat yang tepat dan rasional. Menurut penelitian Yulianto dan Kirwanto (2016) menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui riwayat penyakitnya dan masyarakat juga tidak mengetahui peran penting Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dalam mengatasi masalah kesehatan. 

Munculnya berbagai masalah kesehatan dalam masyarakat mendorong pemerintah untuk semakin meningkatkan program promosi kesehatan masyarakat agar masyarakat dapat mandiri dalam meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (Kemenkes RI, 2011). Implementasi Promosi Kesehatan dan Dampaknya dalam Peningkatan Pengetahuan dan Kesehatan Masyarakat. Edukasi melalui GEMA CERMAT dengan metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) yaitu model edukasi pemberdayaan masyarakat agar lebih terampil memilih obat sehingga swamedikasi menjadi lebih efektif, aman, dan hemat biaya demi meningkatkan kesadaran, kepedulian dan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara tepat dan benar. Menurut penelitian Musdalipah, dkk (2018) menyatakan bahwa Metode CBIA dapat terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan swamedikasi dan ketrampilan para ibu peserta dalam pemilihan obat , dan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan obat dalam rumah tangga dan kegiatannya disukai oleh para peserta. 

GEMA CERMAT terbukti sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penggunaan obat secara rasional khususnya obat bebas dan obat bebas terbatas. Hal ini terlihat pada hasil ketika pretest dan postest yang menunjukkan bahwa ketika pretest banyak masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan tentang obat. Edukasi dengan leaflet dan layanan pesan singkat, untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam minum obat. 

Menurut penelitian Desvalina (2018) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian edukasi dengan media pesan singkat terhadap tekanan darah sistol dan diastol pasien hipertensi dimana terdapat perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol dan kolompok perlakuan. Dan terdapat pengaruh pemberian edukasi dengan media leaflet dan pesan singkat terhadap kepatuhan pasien hipertensi, ditandai dengan meningkatnya kepatuhan pada kelompok perlakuan. Promosi kesehatan secara langsung dengan pemberian edukasi melalui leaflet secara door to door kepada masyarakat. Menurut penelitian Lolita, dkk (2017) Pemberian edukasi tentang tanaman obat keluarga melalui leaflet secara door to door menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan yang signifikan baik sebelum dan sesudah diberikan promosi kesehatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) hipertensi pada masyarakat Dukuh Balakan RT02,Desa Sumberagung, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul. Hambatan dalam promosi kesehatan (Prasanti, 2018) Biaya (sumber dana dari APBD tidak mencukupi) Hambatan pendidikan komunikan dalam kegiatan promosi Hambatan budaya masyarakat yang masih kental dengan nilai-nilai kearifan local Hambatan psikologis seperti rasa takut, cemas, dan khawatir mengetahui hal-hal yang berhubungan tentang penyakitnya. 

KESIMPULAN 
Dengan pemahaman teori dan model perilaku sehat serta langkah-langkah strategis dan proses program mentasi, apoteker dapat mengembangkan program baru yang akan mempromosikan kesehatan, mencegah, dan meningkatkan kesejahteraan, dan pada akhirnya memajukan kesehatan masyarakat. 

DAFTAR PUSTAKA 
Desvalina, M. 2018. Pengaruh Pemberian Edukasi dengan meda Leaflet dan Pesan singkat Terhadap Tekanan Darah dan Kepatuhan Pasien Hipertensi di Puskesmas Lapai Padang. Jurnal. STIFI perintis. Lolita, Aulea. R, Aulia. R, Eka AH., Fairuz YA., Ikrima. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan TOGA untuk Hipertensi Di Sumberagung Jentis Bandung. Jurnal. Universitas Ahmad Dahlan : Yogyakarta KEMENKES RI, 2011, Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan, Jakarta: Kementrian Kesehatan RI Mubarak, W.I., Chayatin, N., Rozikin, K. & Supradi. 2007. Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Musdalipah, Wahid Ado, Prasetyo, 2016, Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Memilih Obat Bebas Menggunakan Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif), Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(2) : 219 –226 Notoatmodjo, S., 2005. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S., 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Prasanti, D. Hambatan Komunikasi dalam Promosi Kesehatan Program Keluarga Berencana (Kb) IUD di Bandung. Jurnal. Universitas Padjajaran. Yulianto, S., Kirwanto, A. 2016. Pemanfaatan tanaman obat keluarga oleh orang tua untuk kesehatan anak di Duwet Ngawen Klaten. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 5(1):75-80.

khusnul Khotimah, Lina Permatasari, Latifa Annisa, Meilani Veronica (angkatan 28)

dosen pembimbing : 
apt. Diza Sartika, M.Farm

Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Perintis Indonesia Padang 

Post a Comment

Previous Post Next Post