Klinik Saintifikasi Jamu, Pertama Di Sumatera

Realiatakini-Mentawai
Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, telah meluncurkan Klinik pengobatan dari bahan herbal yang berlokasi di Puskesmas Pembantu (PUSTU) SP I, Kilo Meter 7, Kecamatan Sipora Utara. Klinik ini langsung di resmikan oleh Bupati Mentawai serta di hadiri beberapa undangan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Kepala Puskesmas Mapaddegat, Kepala Desa Tuapejat, Kepala Desa Sipora Jaya, serta undangan lainnya Dalam sambutan Ketua Panitia pelaksana, Relianas Tasir, S.sos, pada Kamis (13/10) mengatakan Klinik Saintifikasi Jamu ini merupakan inofasi proyek perubahan bagi peserta diklat kepemimpinan tingkat III, angkatan VI. Klinik tersebut terintegrasi dengan Puskesmas Mapaddegat, selain itu klinik ini juga merupakan bidang promosi dan litbangkes yang belum terlaksanaSaat ini kita mewujudkan rencana yang sudah lama di cita-citakan namun belum jadi, dalam bentuk Klinik Saintifikasi Jamu, dan belum pernah ada di Mentawai, bahkan Sumatera Barat, ini merupakan pertama yang ada di daerah kita.” Jelasnya.

Klinik ini siap di operasikan setelah Bupati Mentawai meresmikannya, adapun obat dalam bentuk jamu, tablet, serbuk kering, dan basah, untuk bahan jamu sudah ada etalase di Pustu SP I, beberapa obat di dalamnya seperti, pala, jahe, kunyit, kencur, temulawak dan obat tradisional lainnya, namun masih banyak lagi obat di daerah Kepulauan Mentawai yang belum di tanam di etalase. Sebelumnya, obat tradisional telh dikelola daerah Tawang Mangu, Solo. Saat ini bahan obat masih di datangkan dari daerah Jawa Tengah itu, dengan jangka waktu tiga tahun lamanya, setelah itu Mentawai harus merakik obat sendiri dari erbal tersebut.


Banyak sekali obat yang kita temui di daerah Kepulauan Mentawai, namun belum ada yang bisa mengelolahnya menjadi obat yang terkenal di dunia, khusus untuk daerah Mentawai sebelumnya obat tradisional sering di gunakan Para normal atau Sikerei dalam pengobatan pasien.Dengan adanya Klinik Saintifikasi Jamu ini, tentunya dapat membantu masyakat berobat serta bebas dari zat kimia. Relianas juga berharap kepada DPRD agar membantu mengembangkan Klinik Sintifikasi Jamu dalam bentuk anggaran supaya pengobatan dari bahan erbal ini semakin berkembangkan kedepannya    Humas/wt
Previous Post Next Post