Realitakini.com - Raja Ampat. Sekretaris Daerah (Sekda) Raja Ampat, Dr. Yusuf Salim, Msi mengklarifikasi pemberitaan terkait Imam Masjid...
Realitakini.com - Raja Ampat.
Sekretaris Daerah (Sekda) Raja Ampat, Dr. Yusuf Salim, Msi mengklarifikasi pemberitaan terkait Imam Masjid Baitul Arsyillah Kobioser yang diduga di keluarkan dari Waisai oleh tim satgas covid-19 Raja Ampat, lantaran tidak mengikuti protokol kesehatan.
Sekda menjelaskan, Imam Masjid Kobioser alias Lutfi (AL) tidak pernah diusir oleh Pemda atau tim satgas, tapi dia sendiri yang mau turun," kata Sekda ketika konferensi pers di kantor bupati, Senin (04/05/2020).
Selain itu, kalau ada oknum yang bertanya AL sudah ikut test namun diturunkan ke Sorong, tapi harus diketahui dirinya mengikuti tes setelah menolak. Test itu pun tidak tuntas karena ada beberapa test dan tahapan terakhir dalam test tersebut adalah swab.
"Kami sudah melakukan pendekatan persuasif baik secara pribadi dan tindakan-tindakan yang diambil dari tim satgas itu akumulasi dari perlawan AL kepada Pemerintah dan tim satgas yang dilakukan berulang-ulang kali," kesal Sekda.
Sekda menerangkan, sebagai Imam harus memberikan contoh kepada ummat-Nya atau Jama'ah-Nya. Dan AL mengambil langkah untuk turun berdasarkan pendekatan-pendekatan.
"Sekali lagi kami tidak pernah untuk mengusir pak Imam, tapi dia sendiri turun bukan paksaan dari tim satgas," katanya.
Bagi Sekda, Hikma dibalik kejadian ini adalah dirinya sadar betul bahwa langkah-langkah selama ini yang dilakukan itu salah dan sekarang ini dirinya sudah sangat kopratif.
"Nilai-nilai ini ingin ditularkan kepada seluruh masyarakat Raja Ampat bahwa tidak ada yang ingin mengikuti protokol kesehatan yang sudah di buat, maka resikonya masyarakat banyak. Untuk demi masyarakat banyak maka oknum yang melawan itu perlu ada pembelajaran," tegas Sekda.
Hal ini merupakan bentuk pembelajaran berharga dan bermakna bagi AL. Sebab yang bersangkutan saat ini sudah koperatif dan mengakui kesalahannya, dan sudah meminta maaf kepada Pemerintah dan tim satgas.
"Kami ingin sampaikan bahwa AL sudah kembali (Waisai) dan itu bukan usaha siapa-siapa, tetapi Pemerintah dan tim Covid yang menyiapkan Speedboat khusus untuk menjemput AL dari kapal dan dibawa kembali ke Waisai. Jangan ada oknum yang jadi pahlawan kesiangan," ucapnya.
Kata Sekda, Tim Covid-19 saat menjalankan tugas tidak memandang siapapun, baik itu dari mana, suku apa, agama apa. Namun yang dilihat ketika oknum yang melakukan semacam perlawanan atau tidak mengikuti protokol kesehatan, maka harus diberikan sangsi.
"Sangsinya adalah, yang bersangkutan karena juga memilih untuk dipulangkan dan melakukan pendekatan dengan keluarganya. Tetapi setibanya di Sorong ditolak. Kami pun sudah berkoordinasi langsung dengan Wali Kota Sorong," jelasnya
Masih lanjut Sekda, hal itu tidak serta-merta diputuskan secara sepihak tetapi tim sudah tujuh kali melakukan pertemuan namun yang bersangkutan tidak konperatif, apakah hanya dengan satu orang Pemerintah dan tim Covid harus kehabisan energi untuk memberikan kesadaran terus-menerus.
"Tim Covid sudah menjalankan tugas sesuai surat edaran baik dari MUI Pusat, Provinsi, Kabupaten maupun Dewan Masjid Indonesia Provinsi Papua Barat. Jika hari ini ada yang pertanyakan, saya katakan bahwa imam AL tidak pernah di usir. Imam ada di Masjid tapi itu oknumnya. Tujuannya kita hanya satu yaitu menjaga masyarakat Raja Ampat agar tidak lagi tertular oleh Covid -19 tersebut" tutur Sekda (WW)

COMMENTS