Kades Bangbayang Bantarkawung Juga Iri Terhadap TMMD Reguler Brebes


Realitakini.com-Brebes,

 Adalah Ahmad Faizin, Kepala Desa Bangbayang, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menyatakan berharap di tahun 2023 mendatang, program TMMD Reguler hadir di desanya tersebut.

Menurutnya, TMMD Reguler itu adalah pembangunan skala besar yang melibatkan lintas sektoral maupun institusi di wilayah Kabupaten Brebes. Termasuk juga tentunya dari Pemprov Jateng juga menggelontorkan bantuan untuk membangun sasaran fisik, non fisik, maupun bantuan-bantuan sosial lainnya yang langsung mengena kepada masyarakat atau warga kurang mampu.

“TMMD Reguler anggarannya juga jauh lebih besar dari pada TMMD Sengkuyung, karena Pemprov Jateng juga ikut membantu pendanaan untuk pembangunan infrastruktur dan juga bantuan sosial lainnya,” bebernya saat melihat langsung produk TMMD ke Kalinusu, Jumat (23/10/2020).

Sementara untuk kegiatan non fisiknya yang berupa penyuluhan, sosialisasi, dan pelatihan, di TMMD Reguler juga banyak variasinya dan yang memang dibutuhkan warga untuk meningkatkan SMD maupun ilmu pengetahuan.

“Untuk TMMD Sengkuyung hanya difokuskan kepada pembangunan fisik atau infrastruktur saja,” imbuhnya.

Ahmad Faizin juga menilai bahwa penetapan desa tetangganya itu, Desa Kalinusu, sebagai sasaran TMMD Reguler adalah tepat sasaran berdasarkan skala prioritas, yaitu membuka keterisoliran warga Dusun Kedung Kandri, Kalinusu, dengan pembukaan jalan sepanjang 2,2 kilometer lebar 4-6 meter dari Dusun Karanganyar ke Dusun Kedung Kandri.

Pasalnya, sebelumnya, warga Kedung Kandri untuk keluar dusun guna mendapatkan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan ke pasar terdekat yang ada di wilayah Kecamatan Bantarkawung, harus menyeberangi Kali Pemali dengan perahu dan membayar jasa penyeberangan sebesar seribu rupiah untuk anak sekolah bolak-balik, Rp. 2 ribu per sepeda, dan Rp. 5 ribu untuk orang beserta sepeda motor.

Bahkan jika hendak mendapatkan pelayanan adminduk di Kantor Balai Desa Kalinusu, setelah menyeberang rakit, mereka harus melanjutkan perjalanan darat sejauh 13 kilometer dalam waktu 45 menit lebih, dengan melewati sejumlah desa di wilayah kecamatan tetangganya itu (Bantarkawung), kemudian ke wilayah Kecamatan Bumiayu, hingga akhirnya tiba ke tujuan.

Sementara jika Kali Pemali banjir selama beberapa hari, selama itu pula warga dusun tersebut juga tidak bisa kemana-mana alias benar-benar terisolasi, sehingga harga barang-barang kebutuhan pokok jelas melonjak karena stoknya terbatas, sementara daya beli masyarakat lemah.

“Kini jalan Dusun Kedung Kandri sudah memiliki akses jalan yang layak untuk menuju desanya Kalinusu hanya 5 menit, sedangkan untuk ke Kota Kecamatan Bumiayu menjadi 35 menit saja tanpa terkendala Kali Pemali lagi,” imbuhnya.

Ahmad Faizin berharap anak-anak sekolah juga akan lebih termotivasi lagi untuk melanjutkan sekolah sampai ke bangku SLTA. (Rus/Aan)

Post a Comment

Previous Post Next Post