Abrasi itu juga menyebabkan perkebunan warga rusak dan bahkan sudah menjadi aliran sungai, Sejumlah pohon roboh jatuh ke sungai akibat terkena abrasi tersebut.Sebagian warga sekaligus pemilik kebun mengatakan, abrasi di sungai itu sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu dan mulai tahun 2019 kondisinya semakin parah hingga tahun 2021.
Warga juga juga mengaku sudah berulang kali melaporkan soal abrasi tersebut ke pihak pemerintah namun belum ada solusi karena alasanya wilayah itu menjadi batas kabupaten sehingga perlu dilakukan kordinasi di dua kabupaten namun belum ada kejelasan nya"ujar salah satu warga. Malam kemarin memang hujan deras, jadi debit air sungai meningkat dan meluap ke pemukiman,hingga membuat sungai meluap dan menggenangi sebagaian lahan perkebunan warga "lanjutnya
Sementara tanggapan Pemerintah desa dan Pemerintah kecamatan saat di hubungi wartawan realitakini.com via whatshap,sungai bungadidi yang semakin mengikis wilayah desa lauwo dan desa bungadidi sudah berkali kali di upayakan solusinya oleh pemerintah kabupaten luwu timur maupun luwu utara tapi hasilnya tidak maksimal,awal 2020 saya bersurat ke Bupati Luwu Timur dan telah ditinjau oleh pihak terkait baik oleh SKPD maupun anggota DPRD hasil peninjauan di lanjutkan oleh
Bupati ke Gubernur sulsel melalui Balai Besar Sungai Je ,neberang info yang saya dapat katanya ! Keterangan pak desa lauwo.Sementara itu samapai saat ini belum ada tanggul penahan banjir, jadi kalau debit air sungai tinggi dan curah hujan tinggi maka akan cepat meluap ke pemukiman akibat abrasi.
Menurut warga, tanah disisi sungai juga setiap harinya kian tergerus dan mendekati rumah warga,Saat ini aliran sungai dengan pemukiman warga Sekarang ini jaraknya tinggal puluhan meter , jadi kami khawatir,kalau belum ada tindak lanjut lagi kalau banjir bisa-bisa rumah dan lahan perkebunan kami bisa di aliri oleh sungai.(rusdi)