Usaha industri tradisional Minyak tanak (Minyak kelapa-red) milik Misdarwati warga Jorong Saruaso Timur Nagari Saruaso Kecamatan Tanjung Emas tetap mempertahankan kualitas ditengah pandemi covid-19.
Misdarwati dalam kesempatan itu menerangkan usaha minyak kelapa miliknya merupakan usaha turunan dari neneknya disamping itu Etek (bibi-red) mengelolah usaha yang sama.
"Untuk didaerah Saruaso hanya saya sama etek upik yang membuat usaha minyak tanak, dan ini merupakan usaha dari alm nenek, diteruskan alm ibu saya dan sekarang saya langsung mengelolah sejak tahun 2006," ujar Misdarwati saat di temui dirumahnya, Minggu (07/02/2021).
Menurut Misdarwati dalam seminggu dia hanya lima hari memproduksi minyak kelapa, dan dalam satu hari produksi dia membutuhkan 100 buah kelapa untuk pembuatan minyak tanak.
"Dalam proses pembuatan saya dibantu suami dan anak-anak, untuk produksi minyak kita membutuhkan 100 butir kelapa perhari dan hasilnya berkisar antara 15-17 kg minyak," tuturnya.
Untuk pemasaran minyak kelapa itu sendiri menurut misdarwati, ia pasarkan sendiri dan juga dikirim untuk langganannya baik didaerah sumbar ataupun luar Sumbar
"Alhamdulilah untuk pemasaran minyak tanak saya sudah mempunyai pelanggan, ada yang menjemput langsung dan dikirimkan, dan saya juga memasarkan dengan menjual langsung dipasar Batusangkar tiap pekan kamis dan Pasar Minggu Saruaso," tambahnya.
Ia juga menjelaskan disamping mengisi langganan yang merupakan restoran dan rumah makan di Batusangkar dan padang panjang pengiriman minyak juga dikirim untuk pelanggannya di daerah Padang, Pekanbaru, Medan, Jakarta dan Bandung.
"Disamping dijual ke pembeli biasa, pelanggan kita rata-rata adalah pemilik restoran baik di Batusangkar, Padang, Pekanbaru, kota Bandung ataupun kota lainnya dan sudah bertahu-tahun jadi langganan," jelasnya.
Menurut Misdarwati dari harga minyak tergantung dari harga kelapa, jika kelapa mahal harganya juga naik tetapi jika kelapa standar harganya juga sama. saat ini Ia menjual minyak dengan harga 40 ribu rupiah perbotol ukuran aqua 600 ml.
"Kita tidak selalu mematok harga, karena bila harga kelapa mahal memang ada kenaikan tapi bila harga relatif kita juga menetapkan harga standar, "ujar Misdarwati.
ketika ditanya apa 100 kelapa sudah menjadi patokan sehari, "Pembuatan minyak kelapa membutuhkan kesabaran tinggi mulai dari pengukuran kelapa, Proses santan, memasak di tungku dan proses finishing akhir minyak, terkait masalah jumlah perhari cuma itu jumlah yang sanggub kita produksi, karena untuk hasil yang banyak tentu membutuhkan modal yang besar juga," tutup Misdarwati.(M)