Pengembangan Pariwisata di Pasaman Perlu Sinergitas Stakeholder

                                                           Sumber Photo Google Maps
Realitakini.com -- Pasaman
Kabupaten Pasaman merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat, yang terletak di ujung Utara Provinsi Sumatera Barat dengan Ibu kota Lubuk Sikaping.

 Secara geografis dilintasi oleh garis khatulistiwa dan berada pada 0° 54' 20,221" Lintang Utara - 0° 6' 52,305" Lintang Selatan dan 99° 44' 37,487" - 100° 21' 14,536" Bujur Timur. Ketinggian antara 50 meter sampai dengan 2.912 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Luas Kabupaten Pasaman adalah 3.947,63 Km2 yang terdiri dari 12 Kecamatan dan 37Nagari (25 Nagari Pemekaran). Kondisi topografi wilayah Kabupaten Pasaman terdiri dari perbukitan, gunung-gunung serta kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya.

Dengan letak geografis seperti itu Kabupaten Pasaman memiliki banyak tempat wisata yang potensial dan menarik untuk dikembangkan. Selain objek wisata alam, Pasaman juga memiliki objek wisata sejarah.

Objek-objek wisata tersebut adalah destinasi Taman Wisata Alam Rimbo Panti dan destinasi wisata sejarah  Tuanku Imam Bonjol yang terdapat di Taman Equator Bonjol,serta beberapa tempat wisata alam yang lain cukup bagus untuk dikembangkan.

Untuk itu objek - objek wisata tersebut perlu dilakukan pengembangan agar menarik kunjungan wisatawan lokal maupun manca negara. Pengembangan  wisata tersebut salah satu program prioritas, sesuai visi misi Pemerintah di Kabupaten Pasaman yang telah dituangkan dalam RPJMD 2021 - 2026.

Program prioritas tersebut pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan memaksimalkan potensi wisata alam, fasilitas Insfratruktur pariwisata dan peningkatan peran serta masyarakat.

Pembangunan kepariwisataan,  bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan.

Pengembangan pariwisata juga merupakan salah satu bentuk percepatan pembangunan secara terpadu untuk mendorong transformasi sosial, budaya, dan ekonomi .

Karena itu, tiap daerah  perlu mencermati potensi yang dimilikinya untuk diangkat dan dikembangkan agar memberikan nilai tambah manfaat, serta menghasilkan produktivitas yang tinggi untuk meningkat kan kesejahteraan masyarakat setempat.
Sumber Gambar Google Maps.
Sementara itu menurut data Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pasaman Tahun 2021. Perkembangan indikator urusan pilihan pariwisata Kabupaten Pasaman Tahun 2016 -2020.

Kunjungan wisata manca negara pada Tahun 2016 berjumlah 3.938 orang, Tahun 2017, 621 orang, Tahun 2018, 797 orang, Tahun 2019, 979 dan Tahun 2020, 25 orang.

Kunjungan wisata nusantara pada Tahun 2016 berjumlah 23.500 orang, Tahun 2017, 27.251 orang, Tahun 2018, 28. 852 orang, Tahun 2019, 28.852  dan Tahun 2020, 592 orang.


Untuk Retribusi objek wisata dari dua tempat wisata tersebut yaitu Rimbo Panti,  Tahun 2016 berjumlah Rp. 8.400.000 Tahun 2017, Rp. 10.500.000, Tahun 2018, Rp. 1.150.000, Tahun 2019, 10.800.000 dan Tahun 2020, Rp. 750.000.

Sementara itu ,  Tahun 2016 berjumlah Rp. 8.960.000 Tahun 2017, Rp. 6.157.000, Tahun 2018, Rp. 3.400.000, Tahun 2019, 10.500.000 dan Tahun 2020, Rp. 0.

Untuk meningkatkan pengembangan pariwisata tersebut perlu kerjasama seluruh stakeholder antara pemerintah, pengusaha pariwisata, masyarakat,  media dan perguruan tinggi.Pemerintah berperan membuat kebijakan dan regulasi terkait pembangunan pariwisata tersebut 

Pemerintah juga berperan dalam penyediaan anggaran untuk pengembangan sektor pariwisata di berbagai daerah

Sementara itu, pengusaha pariwisata berkepentingan untuk menanamkan investasi dalam industri pariwisata. Sedangkan, pengelola bertanggung jawab dalam operasional objek dan daya tarik wisata.

Kemudian, masyarakat juga memiliki peran strategis karena tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat maka pembangunan pariwisata akan banyak menemui kendala.

Selanjutnya, media menjadi faktor pendukung dalam pengenalan dan promosi pariwisata, karena tanpa peran aktif media, maka potensi pariwisata suatu daerah tidak akan dikenal wisatawan domestik maupun mancanegara.

Terakhir, perguruan tinggi atau kampus  berkontribusi pada bidang penelitian dan juga pengabdian kepada masyarakat. 

Melalui kiprah para akademisi, akan diperoleh berbagai data yang diperlukan sebagai model pembangunan pariwisata dan pemberdayaan bagi para pelaku wisata.

Dengan adanya sinergi dari seluruh pihak, maka diharapkan pembangunan dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Pasaman akan terus meningkat sesuai target yang diharapkan.

Saatnya Pasaman menjadikan  pariwisata menjadi sektor unggulan untuk pertumbuhan ekonomi daerah. Kemudian menjual pariwisata yang ada ke dunia luar sehingga mendongkrak pendapatan daerah.(Nurman)

Post a Comment

Previous Post Next Post