Reses di Kampung Tertua Pasaman, Khairuddin Simanjuntak Sumbang Pembelian Tanah TPU dan PJU

Realitakini.com -- Pasaman 
Sejumlah aspirasi masyarakat Padang Nunang, Nagari Lubuk Layang, Kecamatan Rao Selatan, diserap saat anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Fraksi Gerindra, Khairuddin Simanjuntak gelar penyerap an dan penghimpunan aspirasi masyarakat (Reses), Minggu (23/10/2022).

Diantaranya, normalisasi sungai Batang Asik, pembangunan saluran irigasi persawahan, pembangunan masjid, pembangunan sarana air bersih, penerangan jalan umum (PJU), pengadaan tanah pandam per kuburan, bantuan rebana untuk wirid yasin dan bantuan ternak itik untuk kelompok tani wanita (KWT). 

"Untuk pengadaan tanah wakaf (pandam perkuburan), saya bantu Rp5 juta. Ini sebagai tambahan uang yang sudah terkumpul oleh Bapak/Ibu disini. Nanti, kita cari tanah wakaf yang dekat dengan kampung dan murah," ujar Khairuddin Simanjuntak, dihadapan Camat Rao Selatan, Khairul Insan, Walinagari Lubuk Layang, Muhammad Uldi dan para ninik mamak. 

Ia pun mengaku kaget, kampung tertua di Kabupaten Pasaman itu, tidak memiliki pandam perkuburan sama sekali. Padahal, di Kampung Padang Nunang ini pernah berdiri kerajaan tua Padang Nunang yang tersohor keberdaannya. 

"Dari cerita ninik mamak kami tadi, saya kaget. Lho, kok kampung sebesar Padang Nunang, tempat berdirinya kerajaan tua, pusat peradaban dahalunya, tidak memiliki pandam pekuburan," imbuhnya.

Untuk normalisasi sungai Batang Asik, kata Khairuddin, ia akan menghadirkan pihak Dinas Sumber Daya Air dan Bina Konstruksi Provinsi Sumbar ke lokasi. Guna meninjau sungai yang kerap menyebab kan wilayah itu kebanjiran saban tahun. 

"Nanti kita hadirkan pihakuntuk meninjau lokasi. Pemetaan ini penting, agar kampung ini tidak kerap dilanda banjir setiap musim penghujan tiba," pungkasnya.

 Dari penuturan salah seorang ninik mamak setempat, Nurlan Dt Majo Lelo, mengatakan, bahwa warga di kampung itu ketika meninggal terpaksa dikebumikan di areal tanah warga. Kondisi itu, sangat riskan ketika sipemilik tanah sewaktu-waktu meminta tanahnya dikosongkan. 

"Syukur-syukur tidak. Tapi, kami disini, ketika ada orang yang meninggal terpaksa dikubur di tanah milik warga, istilahnya menompang. Bagi yang tidak punya tanah," katanya. 

Tokoh Pemuda setempat, Leo Waldi Ahbab, juga membenarkan bahwa di Kampungnya tidak memiliki tanah pandam pekuburan milik masyarakat setempat. Sementara untuk membeli tanah, warga setempat belum memiliki cukup uang. 

"Sudah ada yang terkumpul, jumlahnya sekitar Rp22 juta lebih. Sebagaimana disampaikan ninik mamak tadi. Tanah, sudah dicari kesana kemari, tapi harganya selangit," ungkap Leo. 

Ia pun menyampaikan terima kasih atas bantuan yang dijanjikan oleh anggota Banggar dan Komisi 4 DPRD Provinsi Sumatera Barat itu pada reses, kemarin. Ia mengatakan, kegiatan itu mendapat di apresiasi tinggi dari masyarakatnya. 

"Terimaksih kami ucapkan kepada Bapak Khairuddin Simanjuntak yang sudah melaksanakan acara reses di kampung kami. Dan, terimakasih juga kami ucapkan kepada bapak yang telah menyumbang uang senilai Rp5 juta untuk menambah pembelian tanah wakaf dan juga telah menyumbang pemasang an lampu jalan (PJU) sebanyak 2 (dua) titik di kampung Padang Nunang," ucapnya. (Nurman/RK)

Post a Comment

Previous Post Next Post