Suwirpen Suib: Sumbar Harus Kembali Tunjukkan Eksistensi Sebagai Gudang Kaum Intelektual

Realitakini.com-Sumbar
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Suwirpen Suib mengajak seluruh pihak untuk terus memajukan dunia pendidikan untuk melahirkan kaum intelektual yang berkualitas dan mampu berkiprah di kancah nasional maupun internasional. Sumatera Barat harus kembali menjadi "gudang" para pemikir ulung.

Hal itu diungkapkan Suwirpen Suib saat menghadiri malam resepsi peringatan Hari Jadi Sumatera Barat ke-78, Minggu (1/10/2023). Menurutnya, sejarah telah mencatat bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia banyak melibatkan tokoh-tokoh yang berasal dari Sumatera Barat. Selain sebagai pemikir ulung, Sumatera Barat dulunya juga adalah gudangnya para ulama.   

"Sejarah telah mencatat banyak tokoh-tokoh nasional yang berasal dari Sumatera Barat dan ikut terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, seperti Muhammad Hatta, Hamka, Agus Salim, Muhammad Yamin, Tan Malaka dan banyak lagi yang lainnya," ungkap Suwirpen.

Dia menambahkan, banyaknya pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera Barat membuktikan bahwa orang Minang adalah pemikir-pemikir ulung. Mereka tidak berperang dengan senjata secara langsung tetapi berjuang melalui konsep dan gagasan serta berdiplomasi secara lihai.

Untuk melahirkan kembali para pemikir-pemikir ulung seperti kejayaan di masa lalu, Sumatera Barat harus memajukan pendidikan. Anak-anak Sumatera Barat harus mendapatkan pendidikan hingga ke tingkat perguruan tinggi. Sarana dan fasilitas serta kualitas lembaga pendidikan harus terus dipacu.

Dalam kesempatan itu, Suwirpen juga mengingatkan anekdot tentang orang Minang (Sumatera Barat) selama ini yang menurutnya salah kaprah dalam penafsirannya, yaitu taimpik nak di ateh, takuruang nak di lua (terhimpit ingin di atas, terkurung ingin di luar). Selama ini, anekdot tersebut disalahtafsirkan sehingga menimbulkan imej orang Minang itu "cadiak galia" (licik).

"Dalam terminologinya, anekdot tersebut bukan seperti itu maksudnya, namun, itu menunjukkan bahwa orang Minang itu inovatif, mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi dengan baik sehingga dia bisa melepaskan diri dari himpitan masalah dan mencari jalan ke luar dari setiap kesulitan yang dihadapi," bebernya.

Selanjutnya, Suwirpen juga mengingatkan kembali filosofi "tau jo kato nan ampek" (paham dengan kata yang empat). Mengerti kapan harus menggunakan kata "mendaki, menurun, mendatar atau kata "sindiran". Maknanya adalah bahwa orang Minang itu memiliki sopan santun dan tata krama dalam bertutur dan bersikap, ada etika berbicara kepada orang lebih tua, kepada yang lebih muda, kepada kawan seumuran maupun kepada seseorang yang karena statusnya tidak bisa mengatakan sesuatu secara langsung namun perkataannya bisa dipahami maknanya oleh orang tersebut.

"Filosofi yang menjadi landasan berfikir,bersikap dan bertindak yang telah menjadi budaya ini sekarang sepertinya mulai terkikis, ini yang harus digencarkan kembali agar budaya tersebut tidak hilang tergerus zaman," ucapnya.

Melalui momentum peringatan Hari Jadi Sumatera Barat ke-78, Suwirpen mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menghidupkan dan melestarikan nilai-nilai budaya yang telah tumbuh dan berkembang selama ini. Momen ini hendaknya dijadikan sebagai pemacu semangat bagi seluruh lapisan untuk ikut berperan aktif demi kemajuan Sumatera Barat.

Puncak Peringatan Hari Jadi Sumatera Barat dilaksanakan melalui rapat paripurna di gedung DPRD Provinsi Sumatera Barat pada Minggu (1/10/2023) siang. Berdasarkan Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2019, tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai hari jadi Sumatera Barat merunut kepada sejarah pada tanggal 1 Oktober 1945 terjadi rapat anggota konstituante (Komite Nasional Indonesia Daerah) Sumatera Barat dengan keputusan pembentukan keresidenan Sumatera Barat dan pengambilalihan kekuasaan dari tangan pemerintahan penjajahan Jepang. ( * RK)

Post a Comment

Previous Post Next Post