Sulhaddi menyebutkan pada media Realitakini.com, Sabtu ( 30/11/2024), insiden yang viral saat ini tidak ada sangkut pautnya dengan perbedaan pandangan terkait Pilkada Pasaman, hanya kesalahan pahaman saja
Menurutnya kronologis kejadian tersebut berawal dirinya mau berangkat kerja untuk kegiatan rapat ke Lubuk Sikaping. Karena belum sempat sarapan, saya berhenti di warung kopi Murtiani di Kampung Kuraba.
Saat dirinya berhenti sepeda motornya menyerempet knalpot sepeda motor milik Yedrisal (pelapor) akibat jalan licin dan berpasir. Sesampai di warung kopi pelapor mengatakan mengapa sepeda motor saya di tabrak, kemudian saya lalu saya jelaskan, bukan ditabrak tetapi lantaran jalan licin kena sedikit knalpot.
Keterangan saya itu tidak dia terima, kalau sengaja di tabrak pasti akan rusak atau terbalik. Karena pelapor tidak menerima penjelasan saya kemudian ia terus mengoceh sehingga terjadi adu mulut.
Karena saling emosi sehingga terjadi perkelahian sehingga saya sepak tangan kirinya dan si pelapor memukul perut saya kemudian warga yang ada di warung kopi tersebut memisahkan kami.
Setelah kejadian tersebut saya pesan teh manis dan kami minum lagi. Sekitar 5 menit dia terus ngoceh lagi sehubungan dengan kejadian tadi. Kemudian kami saling emosi, tapi tidak sempat berkelahi lantaran dipisah sama warga di warung kopi tersebut.
Sulhaddi menyebutkan demi Allah insiden tersebut tidak ada unsur politik atau perbedaan pandangan terkait Pilkada Pasaman.
Ia juga menjelaskan si pelapor adalah keluarganya dan dia juga wakil ketua LPMN Nagari Cubadak Tengah dan orang kepercayaan saya dalam pembangunan nagari.
Sulhaddi berharap dengan kejadian ini jangan ada pihak ketiga yang mempolitisasi permasalahan kami. Ini murni kesalahpahaman. (Nurman)