Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. drh. Rohidin Mersyah, MMA, yang hadir dan membuka acara, menekankan pentingnya kegiatan membaca dan menulis yang dilakukan secara rutin. Menurutnya, kebiasaan ini tidak hanya berperan dalam meningkatkan literasi, tetapi juga menjaga kesehatan mental, terutama di usia lanjut. “Dengan gemar membaca, kita bisa terhindar dari pikun di masa tua,” ujar Gubernur Rohidin.
Selain itu, Gubernur Rohidin juga menyoroti pentingnya penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan literasi. Ia menekankan bahwa perpustakaan harus menjadi tempat yang nyaman dan inspiratif bagi masyarakat. “Perlu ada peningkatan koleksi buku dan pengembangan sumber daya manusia di perpustakaan,” tambahnya.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Bengkulu, Meri Sasdi, MPd, menjelaskan bahwa pihaknya telah meluncurkan program “Satu Desa Satu Perpustakaan” untuk meningkatkan minat baca di Bengkulu. Program ini, yang merupakan instruksi langsung dari gubernur, bertujuan memastikan setiap desa memiliki pojok baca dan perpustakaan yang terakreditasi. “Kami ingin memastikan bahwa setiap desa memiliki akses yang memadai terhadap fasilitas literasi,” jelas Meri.
Meri juga mengungkapkan bahwa Bengkulu menjadi satu-satunya provinsi yang mendukung pendirian perpustakaan di rumah ibadah, mencakup berbagai agama seperti Islam, Kristen, Konghucu, dan Buddha. “Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan indeks literasi di berbagai kalangan,” ujarnya.
Dalam upaya memperkuat infrastruktur literasi, Meri menyampaikan pencapaian penting dalam pembangunan gedung perpustakaan di tingkat kabupaten/kota. Dalam empat tahun terakhir, mereka berhasil mengupayakan pembangunan gedung perpustakaan di 10 kabupaten/kota, di mana 8 di antaranya telah selesai. “Dua daerah yang tersisa, yakni Kota Bengkulu dan Rejang Lebong, diharapkan akan segera menyusul. Tahun depan, komitmen untuk membangun perpustakaan representatif di dua wilayah tersebut sudah ditandatangani,” jelas Meri optimis. (RK*)