Stasiun Lambuang yang selama ini menawarkan pengunjung dengan berbagai kuliner, saat ini me nawarkan hal baru sebentuk panggung kreasi musik, seni dan tradisi, Kamis, (29/5)
Suasana Stasiun Lambuang yang nyaman dan santai, dengan alunan musik yang tidak bising, membuat pengunjung dapat menikmati hidangan kuliner khas Minang dengan lebih rileks. Ruang kreasi ini juga menjadi tempat yang strategis untuk bersantai dan berdiskusi, serta dapat menjadi ruang edukatif bagi pengunjung. Anak muda dari kalangan mahasiswa terlihat membaur dan membangun komunikasi se- sama pe-ngunjung , beberapa orang dari mereka membuka buku dan menulis.
"kita tentu menyambut gembira dengan tersedianya wadah kreasi publik. Sangat jarang kita dapati selama ini dan tentu sebagai kota wisata, kita rindu suasana berkesenian." ujar Mak Pakiah salah seorang penggagas panggung kreasi anak nagari.
"panggung ini sejatinya sudah ada dari pemerintah hanya saja kami bersama-sama dengan kawan-kawan seniman dan pedagang mencoba menghidupi agar sesuatu yang sudah tersedia tidak menjadi sia-sia." ujar Mak Pakiah lagi.
Stasiun Lambuang menawarkan berbagai pilihan menu yang lezat dan memanjakan selera pengunjung dengan menu yang tersedia sekaligus memanjakan selera pengunjung.seperti Menu Tradisional, Nasi Kapau,Teh Talua Gulo Anau,Kopi Panggang ada juga menu modern nya seperti,Ayam Penyet Pecel- Lele,Roti Bakar,Kopi Sanger
Dengan demikian, pengunjung dapat menikmati berbagai pilihan menu yang lezat dan sesuai dengan selera masing-masing.
Bahkan pengunjung dari Malaysia yang kebetulan hadir mencoba menghirup suasana nyaman diStasiun Lambuang turut menyumbangkan lagu berbahasa Minang.
Selain itu, Peter, seorang warga negara Denmark, menikmati segelas Teh Talua gula enau Inyiak Endah di Stasiun Lambuang. Ia terlihat asik dan puas dengan rasa Teh Talua yang manis dan enak. Ini me- nunjukkan bahwa Stasiun Lambuang tidak hanya menarik bagi pengunjung lokal, tetapi juga bagi wisatawan mancanegara yang tertarik dengan kuliner khas Minang.
Menurut Peter, baru kali ini merasakan Teh Talua dan dia sangat menyukainya. "Rasanya manis dan enak apalagi setelah makan malam dengan dicampuri sedikit lemon yang bisa menyeimbangi rasa. Saya sangat suka Teh Talua Inyiak Endah." ujarnya yang disambut gelak tawa pengunjung.
"nantinya wadah ini tidak saja sebagai ruang kreasi publik tetapi bisa menjadi ruang diskusi literasi bagi siapa saja termasuk juga pelajar dan mahasiswa. Ruangan ini tersedia untuk umum dan harus kita man- faat kan juga sebagai wadah edukatif." ujar salah seorang penggagas lainnya, Ted Ramnez yang biasa di sapa om Ted.
Banyaknya pengunjung akhir-akhir ini, rencananya seniman Bukittinggi dan pedagang Stasiun Lam buang akan terus konsisten menghadirkan hal-hal yang memanjakan pengunjung kota Bukittinggi menjari salah satu faktor penunjang kepariwisataan.
Tags:
Bukittinggi

