Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd : Musda Sebagai Keharusan Bagi Organisasi Memilih Ketua Bersama Pengurus Yang Akan Melanjut kan Estafet Kepemimpinan PERTI

Realitakini.com- Padang  
Musda adalah singkatan dari Musyawarah Daerah. Dalam konteks , Musda adalah forum tertinggi di tingkat daerah yang membahas dan memutuskan berbagai hal terkait dengan organisasi dan kepengurus annya.

Musda sebagai keharusan organisasi satu agenda utamanya adalah memilih ketua bersama pengurus yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan PERTI. Musda kali ini berada dalam situasi yang tak mudah. Realitas organisasi Perti pasca ishlah belum sepenuhnya sehat dan tuntas konsolidasinya,

Musda memiliki peran penting dalam menentukan arah dan kebijakan PERTI di daerah, serta memilih pemimpin yang akan membawa organisasi ke depan. 

Begitu juga degan PERTI (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) Sumatera Barat  yang akan meng adakan Musda  yang rencanakan  akan diadakan pada tanggal 24 juli 2025 mendatang  yang akan diadakan di Auditorum kantar Gubernur sumbar, muda ini akan dihadiri oleh delegasi dari ber bagai cabang dan ranting PERTI di daerah tSumatear Barat  
Hal ini  oleh ketua PERTI Sumbar Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd. di ruang kerja saat bersilaturqhm dengan bebe rapa orang  wartawan .Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd mengatakan ," untuk calon pengurus   Bakal Calon Ketua  Perti Sumbar Periode 2025 – 2030  antara lain
1. Prof.Dr. Duski Samad, M.Ag.
2. Prof Dr Salmadanis, M.Ag.
3. Prof Syukri Iska, M.Ag.
4. Dr. Khairul Fahmi, SH, MH
5. Drs Afrizal Moetwa, MM
6. Syamsul Akmal, MM
7. Prof Dr Syafruddin N, M.Ag.
8. Prof.Dr Nurus Sholihin, M.Si
9. Prof.Dr. Welhendri, M.Si
10. Prof.Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd.

lebeih lanjut Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd  mengatakan ,"Situasi sosial organisasi masih meng hadapi status quo pengurus cabang, lemahnya kordinasi, banyak pimpinan MTI beralih ormas lain dan tidak sedikit jumlahnya mati surinya cabang, ranting dan kegiatan Perti.Kenyataan di atas tak perlu disembunyikan. Yang perlu dilakukan adalah mencari Ketua dan Pengurus yang tahu realitas dan bertekad kuat untuk memantapkan ishlah.

Eksponen PERTI Sumatera Barat mesti bangkit dan segera sadar bahwa di daerah lain Perti sudah se marak dan bergerak. Perti sudah menemukan energi baru kembali, sadar tak boleh “orang tua dua kali kehilangan tongkat”. Sebaik apapun program yang diputuskan dalam musda, realisasinya ditentukan “nakhoda” yang akan memimpin pelayaran kapal Perti mengharungi zaman, apa sampai di pelabuhan atau karam di tengah ombak yang terus mengila.

KETUA YANG DINANTIKAN
Kriteria ideal Ketua PERTI Sumatera Barat 2025–2030 adalah yang relevan dan kontekstual untuk menghadapi tantangan, lebih berat lagi tantangan internal organisasi, seperti status quo yang belum sehat, pengurus cabang yang berakar jenggot, lemahnya koordinasi, perpindahan pimpinan MTI ke ormas lain, serta vakumnya cabang, ranting, dan kegiatan. Di antara kreteria itu:

1.Berbasis Keulamaan dan Sanad Keilmuan PERTI.
Memiliki latar belakang pendidikan PERTI/MTI atau jejaring keulamaan Minangkabau (sanad keilmuan yang sah). Diakui sebagai tokoh tafaqquh fiddin oleh kalangan surau, madrasah, dan pondok pesantren .Teguh terhadap manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah (Syafi’i) dan ajaran tarekat muktabarah.

2.Berintegritas dan Jujur dalam Kepemimpinan.Bersih dari konflik kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompok.Tidak menjadikan PERTI sebagai kendaraan politik praktis, tetapi sebagai mimbar dakwah dan pendidikan umat.

3.Visioner dan Mampu Melakukan Konsolidasi OrmaMampu menyatukan kembali cabang, ranting, dan pengurus MTI yang terfragmentasi. Mengembalikan legitimasi PERTI sebagai “rumah besar kaum surau” dan tempat berhimpunnya seluruh elemen MTI/PERTI.Memiliki rekam jejak kolaborasi dan diterima lintas generasi.

4.Kuat dalam Tradisi Ilmu, Komunikasi, dan Advokasi.Mampu menjadi juru bicara PERTI di ruang publik, media, forum keulamaan, dan kebijakan publik. Menguasai wacana transformasi pendidikan, digitalisasi dakwah, dan penguatan ormas di era kontemporer.Paham strategi regenerasi kepemimpinan dan kaderisasi PERTI secara terstruktur.

5.Berani Membongkar Status Quo dan mengaktif kan Cabang-RantingSiap melakukan revita lisasi organisasi: audit struktur, pembaruan SK, pelatihan pengurus, dan kaderisasi MTI.Berani mengganti pengurus pasif dan oportunis dengan kader muda yang aktif dan punya loyalitas .Fokus pada revitalisasi madrasah, surau digital, kegiatan halaqah, serta penyatuan kurikulum MTI-PPMTI.

6.Mampu Merangkul Alumni, Pemuda, dan Aktivis PERTIMemiliki dukungan luas dari alumni MTI, pengasuh pondok, dan aktivis mahasiswa PERTI.Bisa menghidupkan Ikatan Alumni MTI, IPERTI, dan organisasi otonom lainnya.Memberi ruang aktualisasi generasi muda tanpa melupakan khittah dan nilai dasar PERTI.

7.Mampu Membawa PERTI Masuk Agenda Strategis Daerah. Paham cara mengakses pro- gram Pemda /Provinsi untuk ormas Islam.Siap menjadikan PERTI sebagai mitra pembangun an moral dan pendidik an Sumbar.Aktif dalam Forum Ormas Islam, dan jaringan keulamaan lokal.

PERTI Sumatera Barat butuh pemimpin pembaharu yang berakar dan bergerak, bukan penjaga simbol belaka. Ketua PERTI ke depan harus menjadi ” Pembaru dan Muwahid”: menyatukan yang tercerai, membangkitkan yang mati suri, dan melahirkan generasi baru PERTI yang berdaya, berilmu, dan bersanad.

STRATEGIMENYADARKAN PEMILIK SUARA
Strategi menyadar kan para pemilik suara dalam pemilihan Ketua PERTI bahwa realitas organisasi saat ini tidak sedang baik-baik saja, adalah kerja tidak mudah. Perlu dilakukan pendekatan yang komunikatif , faktual, dan membangkitkan tanggung jawab kolektif.Menyadarkan pemilik suara pemilih ketua bahwa”PERTI Tidak Baik-Baik Saja, Saatnya Kita Bangkit!”:

1.Edukasi Realitas Internal: Fakta Bukan Fitnah
Sebarkan infografis atau kertas fakta (fact sheet) berjudul “Wajah Terkini PERTI”, yang menjelaskan cabang dan ranting yang tidak aktif atau hanya nama. Lembaga pendidikan (MTI) yang beralih keormas lain. Minimnya regenerasi dan kaderisasi. Ketidak hadiran program strategis 5 tahun terakhir. Sampai kan melalui media resmi organisasi, grup WhatsApp, dan forum formal PERTI.

2.Forum Terbuka: “PERTI di Simpang Jalan”. Perlu dialog atau Musyawarah Pra-Musda dengan tema “Masa Depan PERTI: Antara Kejayaan atau Kehilangan Jati Diri?Hadirkan data, testimoni tokohl intas generasi, dan ajakan untuk menyelamatkan marwah PERTI.

3.Testimoni Tokoh Kritis: “Kami Jamaah Perti, Tapi Kami Resah”Rekam dan sebarkan testimoni para Tuanku, alumni, guru MTI, atau pengurus lama yang menyatakan keresahannya terhadap kondisi PERTI kini.Fokus pada narasi moral, bukan politik: “Kami cinta PERTI, tapi tak bisa diam saat ia sedang sakit”.

4.Kampanye Kesadaran di Media Sosial. Buat kampanye dengan tagar semisal: #PERTIBangkitLagi #KembaliKeKhittah #JanganDiamSajaSajikan konten naratif: kutipan sejarah kejayaan PERTI dan kontras dengan kondisi sekarang.

5.Peta Masalah dan Peta Solusi. Sajikan visual: Peta Masalah: Cabang mati, kaderisasi lumpuh, kegiat an vakum, dll.Peta Solusi: Konsolidasi MTI, pelatihan Tuanku Muda, reaktivasi cabang, digitalisasi dakwah, dll.

6.Ajakan Emosional dan Ideologis: “PERTI Milik Umat, Bukan Milik Elite”Sentuh hati pemilik suara dengan kalimat seperti:“Jangan wariskan kehancuran kepada generasi sesudahmu.” “Kalau bukan kita yang menyelamatkan PERTI, siapa lagi?”

7.Desakan melalui Resolusi OrganisasiDorong forum resmi mengeluarkan resolusi moral tentang: Revitalisasi organisasi.Reformasi kepemimpinan.Penguatan akar budaya sa surau jo sa guru.

8.Tegaskan Pilihan Kepemimpinan Bukan Politik, Tapi Amanah KeumatanSampaikan bahwa memilih pemimpin yang tepat adalah: Kewajiban moral.Amanah sejarah.Jalan untuk me- ngembalikan marwah Perti dan MTI.

KESIMPULAN
Musyawarah Daerah PERTI Sumatera Barat pada 24 Juli 2025 bukan sekadar pergantian struktur, me lainkan momen hisab sejarah untuk melihat realitas apa adanya: organisasi belum sehat, konsolidasi pasca ishlah belum tuntas, dan banyak cabang-ranting serta MTI yang megalami stagnasi bahkan transisi ke ormas lain. Ini bukan aib yang perlu ditutup, tapi tantangan yang wajib dihadapi dengan kesadaran dan keberanian moral.

Musda kali ini harus menjadi tonggak kebangkitan. Untuk itu, pemilihan Ketua bukan sekadar soal popularitas, tetapi soal integritas, kapabilitas, dan keberanian menghidupkan kembali ruh PERTI yang sejati: ulama yang bersanad, kader yang bergerak, dan organisasi yang membimbing umat.

Ketua yang dibutuhkan adalah sosok pembaru—yang tahu luka organisasi dan punya strategi menyem- buhkannya, bukan penjaga simbol kosong yang justru memperparah status quo. Kriteria Ketua PERTI yang dirumuskan tidak lain adalah cermin kebutuhan zaman: harus ulama , jujur, mampu konsolidasi, komunikatif, advokatif, dan berani mengambil tindakan strategis membongkar kebekuan organisasi. Ketua yang mampu menjadikan PERTI sebagai rumah besar umat, kembali ke khittah, dan bersinergi dalam pembangunan moral dan pen didikan daerah.Namun semua cita-cita itu hanya mungkin terwujud bila para pemilik suara dalam Musda sadar bahwa PERTI tidak sedang baik-baik saja.

Kesadaran ini harus ditumbuhkan lewat pendekatan edukatif, komunikasi faktual, kampanye kesadaran, dan dorongan moral bersama. Musda bukan ajang kompromi elite, tapi momentum amanah umat.PERTI bukan milik siapa-siapa—ia milik sejarah, milik kaum surau, milik rakyat kecil yang butuh pencerahan dan pendidikan.

PERTI harus bangkit!Dan kebangkitan itu bermula dari satu langkah berani:memilih pempinan mimpin yang tepat,bukan yang dekat;yang bekerja, bukan yang bermain politik; yang menyatu kan, bukan yang memecah.

Saatnya kita berkata jujur pada diri sendiri: “Kalau kita cinta PERTI, maka kita harus berani menye- lamatkannya sekarang atau kita akan menjadi saksi dari hilangnya satu warisan besar keulamaan Minangkabau yang tak tergantikan.









Post a Comment

Previous Post Next Post