Realitakini.com-Padang
Momen penting yang di tunggu tunggu oleh masyakat sumatera Barat yaitu tanggal 1 Oktober 2025 yang merupakan hari jadi Sumatera yang ke-80 tahun. Rabu (1/10/2025).
Dalam usia tersebut dirasakan telah cukup untuk matang untuk terus bergerak maju meskipun pada per jalanannya banyak mengalami hambatan dan kendala. Hal ini di katakan oleh ketua DPRD Muhidi saat meminpin Rapat paripurna Istimewa Peringatan hari jadi Sumatera Barat Ke 80 tahun
"Kini Sumatera Barat telah memasuki usia ke-80 tahun, adalah usia yang matang untuk patut dijadikan refleksi capaian dan arah pembangunan meskipun disadari tantangan ke depan akan semakin berat,"kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat Muhidi
Muhidi menegaskan, dalam satu dekade terakhir, banyak capaian kemajuan daerah yang berhasil diraih. Setelah dilanda bencana gempa tahun 2009 serta pandemic Covid-19, Sumatera Barat terus bergerak maju. Beberapa capaian tersebut menurut Muhidi antara lain Indeks Pembangunan Manusia (IPM) men capai 76,43 yang merupakan peringkat ke-6 nasional dan ke-2 di Pulau Sumatera.
Kemudian, angka kemiskinan juga berhasil ditekan di mana per Maret 2025 hanya 5,35 persen, jauh di Bawah nasional yang masih di angka 8,47 persen. Selanjutnya, Gini Ratio per Maret 2025 juga tercatat sebesar 0,282.
Hal itu menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang baik. Namun, Muhidi menegaskan, di samping capaian tersebut juga masih ada persoalan yang belum terselesaikan. Persoalan tersebut seperti pemerataan pembangunan infrastruktur antarwilayah serta pertumbuhan ekonomi yang cenderung
melambat.
Hambatan tersebut, sebagian besar bersumber dari keterbatasan fiskal daerah dan kondisi geografis Untuk mengatasi persoalan yang menjadi hambatan harus ada kerja sama dan kolaborasi semua pemangku kepentingan, pemerintah, DPRD, dunia usaha, akademisi, masyarakat dan para perantau dan lainnya.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat membawa ancaman terhadap kelestarian nilai-nilai budaya bila tidak diantisipasi dengan baik.
Selain itu kondisi perekonomian global dan geopolitik juga memberikan dampak kepada perekonomian daerah baik langsung maupun tidak langsung.
"Ke depan, tantangan akan semakin berat.Kita harus mem bangun Sumatera Barat menjadi daerah yang lebih maju, modern, dan sejahtera tanpa kehilangan identitas sebagai masyarakat yang beradat dan berbudaya ,"tegasnya.
Perayaan Hari Jadi ke-80 diharapkan Jadi Titik Balik Kebangkitan, sejalan dengan tema perayaan yaitu "Bersama Membangun Sumatera Barat Sejahtera dan Maju". Muhidi mengajak untuk menjadikan perayaan ini sebagai titik balik kebangkitan, dengan selalu menumbuh kembangkan semangat kolektif, mempererat solidaritas, dan memperkuat jati diri.
Muhidi mengingatkan agar pemerintah daerah mampu menyelaraskan pembangunan daerah dengan agenda strategis nasional.Pemerintah Pusat telah meluncurkan sejumlah program prioritas yang sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat, yang patut didukung bersama-sama.
"Melalui sinergi antara program nasional dan kearifan lokal, akan mempercepat pembangunan daerah secara lebih inklusif dan berkelanjutan. Untuk itu,semangat berkolaborasi antara eksekutif, legislatif, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat sipil harus terus diperkuat,"tutupnya
Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi mengungkap ungkap kan optimismenya terhadap kemajuan daerah ke depan. Hal itu capaian skor Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang signifikan serta gambaran menguatnya perekonomian yang ditunjukkan oleh Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita masyarakat.
"Salah satu pencapaian yang paling penting, peningkatan IPM. Kita memulai tahun awal RPJPD dengan skor IPM sebesar 71.6, skor harapan hidup selama 68,2 tahun, skor lama rata-rata sekolah 8 tahun, dan pengeluaran perkapita disesuaikan sebesar Rp618.200," kata Mahyeldi- Dia mengungkapkan, tahun ini, RPJPD Sumatera Barat ditutup dengan peningkatan IPM yang signifikan. Pada tahun 2024 mencapai 76,43, dengan skor harapan hidup sebesar 74,37 tahun, skor harapan lama sekolah sebesar 14,3 tahun, skor lama rata-rata sekolah sebesar 9 tahun, dan pengeluaran perkapita disesuaikan menjadi Rp 11.718. 000,-. Capaian tersebut menurut Mahyeldi jauh di atas rata-rata IPM nasional yang sebesar 75,02, mengantarkan Sumatera Barat ke peringkat 6 se-Indonesia.
Dia menegaskan, capaian IPM yang tinggi adalah penanda bahwa dengan estafet pembangunan yang konsisten, program-program pembangunan yang jitu, eksekusi yang cepat dan tepat, kolaborasi lintas sektor, partisipasi masyarakat, dan pemanfaatan potensi lokal secara cermat, mampu meningkatkan layanan kesehatan dasar, memperluas akses pendidikan, serta menggerakkan ekonomi kerakyatan di Sumatera Barat. "Capaian ini juga adalah bukti bahwa anggaran yang serba terbatas tidak menghalangi tujuan untuk membangun sumber daya manusia. Atas izin Allah SWT, dan dua puluh tahun kerja keras, kami dengan yakin mengatakan, hari ini masyarakat Sumatera Barat hidup lebih sehat, lebih terdidik, dan lebih sejahtera," tegasnya. (* RK)
Tags:
DPRD Provinsi
