Ada Pupuk Organik Kotoran Sapi Murah di Lokasi TMMD Reguler Brebes


Realitakini.com-Brebes,

Di sela kesibukannya membackup Satgas TMMD Reguler 109 Brebes yang sedang melakukan pembangunan infrastruktur di Kalinusu, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Babinsa Kalinusu dari Koramil 08 Bumiayu, Kodim 0713 Brebes, Sertu Eko Nuhyoto, menyempatkan diri belajar ilmu pembuatan pupuk organik kepada warga setempat.

Tampak dirinya menyerap ilmu dari Meiharto (50), pengusaha pupuk organik asal Dusun Kutagaluh RT. 03 RW. 02, Kalinusu. Rabu (30/9/2020).

“Saya menimba ilmu pertanian tentang pembuatan pupuk organik, dimana ilmu ini nantinya bisa saya tularkan kepada para petani di Dusun Kaliwadas, yang juga merupakan desa binaan saya,” ujarnya.

Smentara dijelaskan Meiharto, yang sudah menggeluti usahanya sejak tahun 2019 silam, bahwa pupuk dibuat dari bahan baku kotoran sapi yang dimanfaatkan daripada menjadi limbah dan mengotori lingkungan.

“Untuk bahan-bahannya adalah kotoran sapi, jerami padi atau serbuk gergaji kayu, EM4, terpal atau bahan lain untuk penutup,” bebernya.

Untuk langkah pembuatan adalah, pertama-tama aktifkan EM4 (Effective Microorganism 4) dengan dicampur larutan gula, yaitu 3-4 sendok teh untuk 1,5 liter air, kemudian tambahkan 2-3 sendok EM4, kocok, dan biarkan semalaman.

Langkah kedua adalah mencampur sampai merata kotoran sapi dengan jerami cacah dengan perbandingan 60: 40 kg. Ketiga adalah siram secara perlahan dengan larutan EM4 dan aduk sampai rata. Kemudian yang terakhir adalah tutup bahan tersebut dengan terpal dan beri beban di sekitar terpal agar tidak mudah terbuka.

“Proses pengomposan membutuhkan waktu sekitar 30 hari, anda dapat mengaduknya 3 hari sekali untuk membantu proses aerasi. Sedangkan tanda pengomposan sudah selesai jika suhunya sudah tidak tinggi lagi,” sambungnya.

Walaupun tanaman lebih lama menyerap nutrisi dari pupuk organik dan pupuk ini lebih mahal dari pupuk kimia, namun dampaknya sangat bagus kedepannya bagi tanah.

Dijelaskannya lanjut, pada pupuk kimia nutrisi yang disediakan sudah berbentuk ion, sedangkan pada pupuk organik perlu adanya dekomposisi sampai terbentuk ion sehingga baru dapat diserap tanaman.

Meiharto mengaku, harga pupuk untuk warga setempat dijualnya Rp. 2 ribu/karung, sedangkan untuk umum dijual Rp. 10 ribu/karungnya. Semantara untuk pemasarannya sendiri, Meiharto mengatakan baru petani di desanya dan sekitarnya saja yang sudah memakai pupuk buatannya.

“Kurangnya minat para petani untuk memakai pupuk organik karena minimnya informasi tentang fungsi pupuk ini bagi kesuburan tanah,” tandasnya. (Utsm/Aan/Red)

Post a Comment

Previous Post Next Post