Artefak Carano Di Museum Istano Basa Pagaruyung



Realitakini.com Tanah Datar                              -Artefak peninggalan kerajaan Pagaruyung replika Carano di Museum Istano Basa Pagaruyung  Tanah Datar Sumatra Barat, dengan bahan tembaga dengan berwarna kuning.

Carano atau boko (bahasa Indonesia bokor) adalah wadah berupa dulang berkaki yang terbuat dari loyang atau logam kuningan yang dikenal di Minangkabau. Wadah ini digunakan dalam upacara adat sebagai tempat sirih beserta kelengkapannya seperti tembakau, gambir, kapur sirih.

Carano dengan tinggi 20 cm, tinggi badan 8 cm, tinggi kaki 14, 5 cm diameter badan 26 cm diameter kaki 19 cm. digunakan pada acara adat seperti menyambut tamu, acara Pesta perkawinan, Batagak Penghulu karena pada upacara adat itu peran carano sangat penting sekali.

Dalam filosofinya carano merupakan simbol kemulian bagi penghulu dan raja serta orang nan-4 fungsi keluarga adat yakni (1) urang sumando, (2) mamak rumah, (3) mandeh bapak dan (4) anak daro (mempelai wanita).

Carano mirip dengan pohon beringin yang mempunyai makna bahwa Ninik mamak 
yang seperti pohon beringin dilambangkan sebagai penghulu atau mamak di Minangkabau. Sebagaimana mamak bertugas membimbing atau menasehati kemenakannya dan bermanfaat bagi dunsanak atau kaumnya. Jadi carano juga melambangkan kearifan dan tugas mamak di minangkabau.

Carano wajib diisi kelengkapannya seperti daun sirih, soda, pinang, tembakau dan Gambir dan akan di letakan didepan Ninik mamak yang sedang berunding ataupun tamu dan tamu serta keluarga mempelai bila di acara perkawinan.

Carano beserta kelengkapannya juga merupakan media di dalam berkomunikasi dalam menyampaikan pendapat atau keinginan yang tidak bisa disampaikan secara langsung.

Dalam perkembangannya carano mempunyai peran sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat bagi masyarakat Minangkabau dalam tatanan sosial kehidupan.

Saat ini Artefak carano yang masih tertata rapi di Museum Istano Basa Pagaruyung menggambarkan kebesaran kerajaan Pagaruyung pada jamannya.

Dan filosofinya masih berlanjut dalam kehidupan sosial masyarakat dalam tatanan yang tetap terjaga. (M)


Penulis Mailis

Sumber
-Wikipedia
-SutanBagindo blogspot.com

Post a Comment

Previous Post Next Post