Dan angkatan pertama di tahun 2021 ini diikuti lebih kurang 115 orang yang terdiri 2 orang BPBD sumbar. 19 orang BPBD Kabupaten kota, 72 orang dari perangkat nagari, 3 orang dari relawan,15 para jurnalis.
Dalam sambutanya suryadi mengatakan," pelatihan ini didakan dikarenakan daerah kita ini rawan dengan bencana ,baik gempa bumi , banjir, dan longsor sehingga di butuhkan orang orang tangap bencana. yang mampu membuat dokumen pengkajian kebutuhan pasca kebencanaan mulai dari pengumpulan data hingga penyusunan dokumen.,"ujra suyadi
Karena semakin cepat dokumen tersebut disusun, maka semakin cepat pula dokumen pengkajian kebutuh an pasca bencana bisa diserahkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana sehingga bantuan pun bisa cepat turun.ujar pungkas Suryadi.
“Diharapkan dengan mengikuti pelatihan ini, peserta dapat membuat dokumen pengkajian kebutuhan pasca bencana dalam satu sampai empat hari setelah kejadian bencana terjadi,” ujarnya
Suryadi menerangkan, belajar dari pengalaman bencana yang ada di Sumbar, semakin lama dokumen kebutuhan pasca bencana disusun, maka semakin rawan dengan kepentingan tertentu.Maksudnya, ada pihak-pihak tertentu yang ingin namanya dimasukkan ke dalam data orang yang ter dampak bencana. Tujuannya agar dia bisa mendapatkan bantuan pemerintah. Padahal, orang tersebut tidak berhak menerima bantuan.
Dengan mengikuti pelatihan ini, potensi terjadinya hal itu dapat dihindari. Peserta diharapkan dapat membuat dokumen pengkajian kebutuhan pasca bencana dengan valid dan lengkap.Selain itu, belajar dari pengalaman bencana di Sumbar sebelumnya, banyak aspek kerusakan yang tidak atau lambat terdata usai bencana seperti sekolah dan fasilitas kesehatan. Pungkas Suryadi ( W RK)