Sarasehan Hari Jadi Kota Blitar Ke- 116 Tahun 2022 Tema Menggagas Pakaian Tradisional Identitas Kota Blitar.

Realitakini.com-Blitar 
Di Gedung Koesoemo Wicitro, selama ini Pemerintah Kota Blitar masih belum menemukan pakaian yang bisa menunjukan ke khasan sebagai simbol atau I con yang benar - benar pas khususnya pakaian batik, untuk itu kita akan terus menggali motif pakaian batik yang nantinya bisa digunakan sebagai baju seragam para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan para pelajar di Kota Blitar, melalui seminar ini semoga para penggagas ide bisa menemukan pilihan yang tepat, hal ini disampaikan Walikota Blitar Drs. Santoso MP.d usai membuka sarasehan. 

"Saya sangat mengapresiasi hasil batik yang akan diangkat dari situs candi Gedog yang sudah melalui kajian study baik itu dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), kajian dari pakar dan pengamat budaya Kota Blitar untuk menggagas batik Puspa Dahana ( Puspa berarti Bunga dan Dahana yang berarti Api), ini sebagai lambang semangat heroik membangun Kota Blitar, semoga dalam sarasehan tadi benar benar menemukan rumusan yang selaras dengan Kota Blitar,"ugkap Santoso.

Walikota juga menyampaikan Kota Blitar sebelumnya juga telah menggunakan ikan koi sebagai Icon batik, namun sejalan dengan perkembangannya batik koi dirasa masih belum pas dengan kondisi sejarah Kota Blitar, selain itu batik koi sudah tak lagi pas, karena Koi Kota Blitar semakin surut.
"Kami melihat batik koi sudah tidak diproduksi lagi,sehigga baju batik motif ikan koi sudah banyak yang pudar, sehingga ASN sudah tidak memakainya lagi, kita sekarang masih bingung pakaian khas Kota Blitar yang seperti apa yang akan kita tentukan, seperti saya sekarang memakai pakaian campuran antara perpaduan bandung dan motif yang bukan baju khas kota Blitar, yaa sak ketemunya saja, seperti baju yang dikenkan pak Sekda,"tuturnya.

Memang sejarah perkembangan batik yang semakin hari semakin pesat, banyak yang mencoba memunculkan motif-motif baru. salah satu motif baru yang ingin dimunculkan adalah motif puspa dahana. Motif ini terinspirasi dari Candi Gedog yang belum lama dieskavasi oleh pihak BPCB. Nama puspa dahana diambil dari dasar motifnya yang berbentuk api. Motif api ini bersal dari fragmen siras cakra dari sebuah arca. 

Api bagi orang Jawa banyak diartikan sebagai cahaya kehidupan, simbol kehidupan, peleburan, penyucian dan lain sebagainya. Bergantung pada bagaimana api itu diposisikan. Ada yang memaknai api sebagai simbol purwaning dumadi yang digambarkan seperti damar kambang atau damar yang mengambang ditengah samudra. Damar kambang ini adalah simbol roh, sedangkan samudra adalah simbol alam tanpa batas atau biasa disebut sunya ruri. Dari api yang ada dalam siras cakra ini kemudian digali oleh kawan-kawan Wira Desa yang terdiri dari mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang diinisiai oleh Kampoeng Cyber sebagai motif batik. 

Bukan hanya sebatas makna yang dalam, adanya motif batik puspa dahana ini diharapkan mampu meningkatkan produksi batik yang berkarakter. Selain itu, adanya batik ini diharapkan menjadi ciri khas Desa Gedog dengan candi sebagai latar belakangnya. Nilai-nilai spiritual, nasionalisme dan keluhuran budaya yang bersumber dari folklore pun juga mewarnai motif ini dan turut memperkuat motif ini.
"Dengan motif batik Puspa Dahana para pegiat ekonmi batik Kota Blitar setelah resmi di pergunakan agar merasa memiliki semua akan dilibatkan untuk memenuhi kebutuhan kain batik Kota Blitar, dan pada harlah Kota Blitar ke- 116 nanti batik Puspa Dahana sudah bisa di louncing,"pungkasnya.(kmf/edy)

Post a Comment

Previous Post Next Post