Realitakini.com- Bukittinggi
Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, secara resmi launching Banun Kinantan, bayi Harimau Sumatra yang lahir di Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi pada 28 Desember 2024. Acara peluncuran ini dihadiri oleh 24 kepala daerah dalam rangka Hari APEKSI.
Banun Kinantan adalah hasil perkawinan antara Mantagi dan Bujang Mandeh, dan kini berusia 4 bulan. Launching ini, menunjukkan TMSBK Bukittinggi semakin komitmennya sebagai lembaga konservasi yang peduli terhadap kelestarian satwa langka.
Acara launching ini dihadiri oleh Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias beserta Wakil Wali Kota Bukittinggi Ibnu Asis, perwakilan Direktur Eksekutif APEKSI, para wali kota anggota APEKSI tahun 2025, Kepala SKPD di lingkungan Pemko Bukittinggi, serta undangan lainnya.
Perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI yang Antonius Febri dari BKSDA Sumatera Barat menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan tersebut.
“Kami dari Kementerian Kehutanan mengucapkan selamat kepada Pak Novi dan tim dari BKSDA yang telah berhasil melakukan pendampingan hingga kelahiran satu individu harimau sumatera di TMSBK, ” ucap Antonius.
Ia menjelaskan bahwa kelahiran Banun Kinantan menjadi bukti nyata komitmen TMSBK dalam men jalankan fungsinya sebagai lembaga konservasi melalui program pengembangbiakan (breeding).
Ia menegaskan bahwa kelahiran ini juga menjadi tantangan bagi pengelola TMSBK untuk menyiapkan strategi pengelolaan jika populasi harimau terus bertambah.
“Tentu ke depan TMSBK perlu menyiapkan langkah-langkah seperti pengaturan daya tampung, tukar-menukar satwa, dan kerja sama antar lembaga, ” ungkapnya.30 April 2025
Sementara itu, Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias mengungkapkan rasa bangga dan syukurnya atas kelahiran anak harimau Kita bersyukur dengan bertambahnya koleksi harimau sumatera di TMSBK kita. Anak harimau ini kita beri nama Banun Kinantan, ”
“populasi harimau sumatera kini sangatHarimau sumatera saat ini sangat langka. Di seluruh Sumatera jumlahnya tidak sampai 700 ekor, dan di Sumatera Barat diperkirakan tinggal sekitar 60 ekor saja, ” jelasnya saat di wawancarai awak media .
Ramlan menyebutkan bahwa TMSBK kini memiliki delapan ekor harimau, tujuh di antaranya milik TMSBK dan satu hasil penyelamatan oleh BKSDA. Saya sudah mengirim surat ke BKSDA agar- harimau yang berhasil diselamatkan dan tidak bisa dilepasliar kan lagi bisa dititipkan dan dirawat di TMSBK. Jika bisa berkembang biak di sini, secara genetik hasilnya akan lebih baik, ”
Ia menegaskan bahwa keberadaan satwa langka ini bukan hanya untuk wisata, tetapi juga bagian dari tanggung jawab pelestarian.“Harimau sumatera ini perlu kita jaga dan pelihara dengan sebaik mungkin, karena ini merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat berharga dan sudah langka, ” tutupnya
( Rika )
Tags:
Bukittinggi
