DPRD Sumbar Gaungkan Perda Ketahanan Keluarga : Keluarga Bukan Sekadar Satuan Terkecil Masyarakat,

Realitakini.com-Tanah Datar,
Keluarga bukan sekadar satuan terkecil masyarakat, tapi benteng pertama pertahanan sosial bangsa. Se mangat itulah yang menjadi napas utama dalam kegiatan Sosialisasi Peraturan Daerah(SosPer) Nomor 17 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Ketahanan Keluarga yang dilaksana kan oleh Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat, Jefri Masrul, SE, dari Komisi V Dapil VI Sumbar, Sabtu (25/10/2025), di Jorong Rajawali, Nagari Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar.

Dalam kegiatan yang dihadiri ratusan masyarakat tersebut, Jefri menegaskan pentingnya memperkuat fondasi keluarga sebagai dasar pembangunan manusia yang berkualitas. “Ketahanan keluarga adalah akar dari ketahanan sosial. Kalau keluarga kuat, bangsa ini tidak mudah rapuh oleh guncangan moral dan ekonomi,” ujarnya dengan nada tegas dan optimis.
 
Ia menambahkan, perda ini bukan sekadar aturan di atas kertas, melainkan pedoman bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk membangun keluarga yang harmonis, berdaya, serta mampu menghadapi tantangan zaman. “Ini bukan urusan ibu saja, bukan urusan dapur. Ini urusan masa depan generasi. Ayah, ibu, anak, semua punya peran,” kata Jefri disambut tepuk tangan warga.

Sementara itu, Camat Lintau Buo, Ikrar Pahlepi, S.STP, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut. Menurutnya, masyarakat Lintau Buo membutuhkan dorongan nyata untuk memperkuat nilai-nilai keluarga di tengah derasnya arus modernisasi. “Kita hidup di era yang cepat berubah. Keluarga harus jadi tempat kembali, tempat nilai-nilai adat dan agama tetap dijaga,” ujarnya.

Dari sisi pemerintah provinsi, Mulyadi, SH, MM selaku perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Provinsi Sumbar menekankan, perda ini merupakan turunan dari kebijakan nasional yang berfokus pada kesejahteraan keluarga. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkannya. “Tanpa sinergi antara pemerintah, tokoh masyarakat, dan keluarga itu sendiri, regulasi ini akan sulit berjalan,” jelasnya.

Kegiatan ini menjadi ruang interaktif yang hidup, bukan sekadar seremonial. Masyarakat aktif berdialog rmengajukan pertanyaan seputar peran pemerintah dalam membantu keluarga pra-sejahtera, pendidikan anak, hingga persoalan sosial yang muncul di tengah masyarakat.

Dalam sesi tanya jawab tersebut, Jefri Masrul menampung berbagai aspirasi dan masukan dari warga. Ia berjanji untuk membawa suara masyarakat Lintau Buo ke tingkat provinsi agar kebijakan yang lahir tidak hanya baik di atas kertas, tapi juga terasa nyata di lapangan. “Kita ingin keluarga di nagari ini bukan hanya bertahan, tapi juga maju dan bahagia,” katanya mantap.

Antusiasme warga terlihat jelas sepanjang acara.Banyak di antara peserta yang berharap kegiatan seperti ini dilakukan rutin agar masyarakat semakin memahami hak dan kewajibannya dalam membangun keluarga tangguh dan sejahtera.

Kegiatan SosPer ini turut dihadiri oleh para Walinagari se-Kecamatan Lintau Buo, Ketua BPRN dan KAN, tokoh masyarakat, serta para niniak mamak se-Nagari Tigo Jangko. Suasana akrab dan penuh kehangatan adat mempertegas bahwa semangat membangun keluarga memang berakar dari budaya lokal.

Menutup kegiatan, Jefri Masrul menyampaikan pesan kuat yang menggema di ruangan: “Kalau ingin negeri ini kuat, maka perkuatlah keluarga. Karena dari sanalah lahir generasi tangguh yang menjaga adat, agama, dan masa depan bangsa.” Pesan sederhana, tapi menggetarkan — sebuah pengingat bahwa pembangunan sejati selalu dimulai dari rumah sendiri.(*Maylis )

Post a Comment

Previous Post Next Post