Bencana hidrometeorologi 2025 masih membayangi Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Hingga Rabu (16/12), dua wilayah terparah, yakni Nagari Maninjau dan Sungai Batang, dilaporkan masih berada dalam kondisi terisolasi, menyusul banjir bandang dan longsor susulan yang merusak akses utama penghubung antarwilayah.
Keterisolasian tersebut terjadi akibat tertutupnya badan jalan dan aliran sungai oleh material lumpur, bebatuan, dan kayu yang terbawa arus banjir bandang. Akses menuju sejumlah jorong belum sepenuh nya dapat ditembus kendaraan, sehingga mobilitas warga dan distribusi bantuan masih terkendala.
Di tengah situasi darurat itu, upaya penanganan terus dilakukan secara gotong royong. Masyarakat bersama tim gabungan TNI - Polri dan relawan mendirikan jembatan darurat sebagai penghubung sementara antara Maninjau Bancah dan beberapa titik vital lainnya. Jembatan sederhana tersebut menjadi satu-satunya nadi kehidupan bagi warga, sekaligus simbol ketahanan di tengah kepungan bencana.
Namun, tantangan di lapangan belum mereda. Curah hujan yang masih tinggi meningkatkan potensi bencana susulan. Pada Selasa malam (15/12), banjir bandang kembali menerjang Jorong Labuah, Nagari Sungai Batang, mengakibatkan dua unit rumah warga hanyut terseret derasnya arus air bercampur lumpur dan bebatuan.
Menyikapi kondisi tersebut, tokoh masyarakat setempat mendesak langkah antisipasi segera, terutama pengerukan aliran sungai yang berubah jalur akibat tertimbun material longsor dan banjir bandang, baik di wilayah Jorong Bancah maupun Sungai Batang.
“Aliran sungai kini tertutup material. Jika tidak segera dikeruk, ancaman banjir bandang dan longsor susulan akan terus menghantui warga,” ujar Rudi Yudistira, tokoh masyarakat Maninjau, kepada Realitakini.com.Rabu (16/12)
Warga juga berharap adanya penambahan alat berat untuk mempercepat pembersihan material yang menutup aliran sungai, badan jalan, serta pemukiman penduduk. Setidaknya, tiga unit alat berat tambah an dinilai sangat dibutuhkan di Nagari Maninjau dan Sungai Batang.
Harapan tersebut, menurut Rudi, telah disampaikan kepada pihak terkait. Di tengah hujan yang belum menunjukkan tanda reda, kegelisahan warga terus meningkat, seiring terjadinya bencana susulan dalam beberapa hari terakhir.
Alam masih menyisakan ancaman, sementara masyarakat bertahan dengan daya dan doa. Di antara lumpur dan puing, harapan tetap dijaga menanti akses pulih, bantuan tiba, dan kehidupan kembali me nemukan jalannya.(Bagindo)
Tags:
Agam
