NELAYAN SALINGKA DANAU SINGKARAK, MINTA PEMERINTAH BERIKAN SOLUSI.

TANAHDATAR-Realitakini.com 
-Nelayan pencari ikan bilih ini meminta DPRD provinsi sumatra barat  membantu, agar mereka bisa mencari penghidupan dengan tenang.Khawatir ditertibkan kembali oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) provinsi, nelayan jaring angkat di Danau Singkarak mengadu ke DPRD Sumatera Barat,namun apa daya pengaduan tersebut sampai saat ini tak menghasilkan solusi yang atas dasar kesepakatan dahulu nya.

Ketua Asosiasi Masyarakat Salingka Danau Singkarak Hendri Yendi mengatakan, mereka sudah beberapa kali terkena penertiban. Mereka merasa aneh, karena peralatan yang digunakan tidak melanggar aturan,”ujar nya sabtu(04/01).
Hendri mengungkapkan, peralatan tangkap yang digunakan nelayan saat ini adalah jaring angkat dengan mata jaring ukuran tiga perempat inci. Dia memastikan, nelayan memahami bahwa ikan bilih sebagai ikan endemik Danau Singkarak harus tetap dilestarikan.

"Namun kami tidak mengerti apa sebab kami dilarang. Sementara alat tangkap yang kami gunakan tidak akan membawa ikan kecil, karena mata jaringnya cukup besar," beber nya.

Dia menyampaikan, jumlah nelayan jaring angkat pencari ikan bilih Danau Singkarak tercatat lebih dari 330 KK. Mulai dari Batipuh Selatan, Kabupaten Tanahdatar sampai ke Kabupaten Solok. Kalaupun akan dilakukan penertiban,se harus nya  dilakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat,”timpal nya.

Lebih lanjut dia sampaikan,mencari ikan bilih merupakan mata pencarian pokok mereka untuk menghidupi rumah tangga  dan menyekolahkan anak-anak dalam menggapai asa cita-cita yang mereka ingin kan,namun apa mau nasib kami bagai kan terombang ambing serasa di hempas badai yang tak tahu lagi kami harus mengadukan nasib yang kami derita ini,”ucap ketua. asosiasi nelayan salingka danau singkarak itu saat melakukan temu ramah satu kali sebulan yang bertempat di pondok alkautsar nagari  Bayiang kecamatan batipuh selatan.

“Persoalannya, menurut Hendri, nelayan merasa sudah mematuhi aturan yang berlaku dalam menggunakan peralatan tangkap. Masyarakat sekitar danau juga memiliki kebijakan lokal turun temurun, bahwa ikan bilih harus tetap dijaga kelestariannya.

Mereka juga mengatakan tidak menentang pemerintah cuma beharap ada solusi terhadap nasib mereka, dengan mata pencaharian sebagai nelayan, mereka percaya pemerinta bisa memberikan solusinya.

Terpisah kadis DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN Provinsi Sumatra Barat,Yosmeri saat di hubungi oleh media dalam tanggapan nya dirinya katakan,menurut nya bagan itu  harus di bongkar karena akan mengancam ribuan nelayan lain nya,dan kita sudah melakukan razia beberapa kali dan selanjutnya akan di razia terus dalam menertibkan nelayan nakal,”pungkas nya.

Ditambahkan lagi,kita sudah memberikan bantuan juga kepada para nelayan yang ada di sana dan lagi di sana banyak juga tidak nelayan,”tutup nya...** team.

Post a Comment

Previous Post Next Post