Bisnis Kuliner Lamang Tapai, Mak Cilik Tetap Bertahan Di Saat Pandemi Covid-19

Realitakini.com Tanah Datar 
Pandemi covid-19 yang panjang berimbas ke segalah  aspek dan usaha,  membuat pelaku kuliner mencarikan cara untuk tetap menjual dagangannya baik melalui online ataupun dengan pola tradisional dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, meski harus melihat kenyataan bila hasil penjualan menurun dari biasanya.

Seperti halnya jajanan kuliner Khas daerah Minangkabau Lamang tapai tetap Exis karena pelaku usaha harus berusaha keras untuk meningkatkan strateginya agar penjualannya tetap meningkat dan diminati dengan tetap mengutamakan sentuhan rasa.

Salah satunya M.yulis (48) warga Nagari Lima Kaum pemilik usaha Lamang tapai "Mak Cilik" Simpang Manunggal kecamatan Lima Kaum ini memulai usaha 8 tahun yang lalu.

"Saya merintis usaha lamang tapai ini semenjak 8 tahun yang lalu, usaha ini bermula ketika saya melihat di Bukittinggi dan kota lain menyediahkan kuliner khas daerahnya di warung dan kedai di Pinggir jalan raya, karena itu timbul ide untuk menjual lamang tapai, bagi yang mau membawa lamang tapai sebagai oleh-oleh mudah didapati disini, disamping itu saya juga menerima pesanan dan pembeli bisa menikmati langsung dengan makan disini, untuk di Tanah Datar selain dipasar Batusangkar atau di pasar-pasar rakyat Kuliner ini sedikit sulit ditemukan," Ujar M. Yulis saat ditemui diwarungnya, minggu (08/11/2020).

Lebih lanjut dia menjelaskan pada masa pandemi ada penurunan pada penjualan lamang tapai. namun dirinya tidak putus asa dan tetap bertahan dengan usahanya. dengan berusaha bagaimana usaha kuliner lamang tapainya tetap diminati pembeli.

"Dulu sebelum pandemi covid-19 sehari saya menjual 15 batang Lamang namun pada masa pandemi ini saya hanya menjual 8 batang lamang perhari, karena memang saya menargetkan lamang terjual setiap hari, alhamdulilah lamang tapai saya selalu habis, saya merasa terbantu karena letak warung usaha saya berada diperlintasan Jalan Batusangkar -7 Padang" ucapnya.

M. Yulis menjelaskan bahwa dia sendiri membeli bahan untuk membuat lamang dan tapainya serta memasaknya dan pekerjaan memasak lamang dimulai setiap pukul 07.00 Wib pagi dan penjualannya di mulai pukul 11.00 Wib.

"Lamang tapai ini saya sendiri yang memasak, membeli bahan baku untuk lamang, beras ketan, Santan kelapa, garam, membeli batang bambunya, daun pisang serta kayu untuk membakar lamang," ujarnya.

Menurut bapak dua anak ini selain mengkedepankan kualitas, rasa dan kebersihan, ia juga menjualnya dengan harga yang terjangkau. (M).

Post a Comment

Previous Post Next Post