Pjs Walikota Blitar Jumadi saat ditemui awak media menjelaskan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kota Blitar menjadi salah satu penyuplai berkapasitas besar terhadap Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, bahwa yang dibuka oleh Gubernur Jawa Timur ini meliputi Kota Blitar dan sekitarnya, seperti Kabupaten Blitar, Trenggalek dan Kabupaten Tulungagung.
Lebih lanjut Jumadi menambahkan bagian penting yang harus terus dilakukan adalah menumbuh kembangkan UMKM ialah meningkatkan quantity, quality dan continuety.
"Jadi UMKM di Jawa Timur, kota Blitar dan beberapa daerah lain bagian terbesar supporting untuk GDP-nya. Oleh karena itu bagian terpenting yang harus difasilitasi adalah quantity, quality dan continuety itu yang harus dibangun disamping finance juga bagian penting kebijakan kita," tutur Jumadi.
Oleh karena itu, lanjut Jumadi, ada kanalisasi yang bisa difasilitasi Bank Indonesia (BI) untuk pemasaran UMKM baik melalui keduataan besar atau Diaspora dan atau lewat Atase.
"Jadi support penting ini yang akan mempercepat pemasaran UMKM kota Blitar dan sekitarnya. Termasuk saya minta kita harus mampu menjadi eksportir mandiri. Ini yang akan kita perkuat. Kebetulan kita bekerjasama dalam konsep treated agreement dengan Kementerian Perdagangan yang kedepan 2021 akan kita garap menjadi eksportir mandiri," terang Jumadi.
Kemandirian ekspor, problem internal dan Pasar Ekspor UMKM, kata dia, menjadi atensi pemerintah bagaimana membagun iklim perdagangan UMKM kota Blitar memiliki daya saing yang kompetitif.
"Jadi market ekspor ini yang harus kita perhatikan. UMKM kita kedepan harus kuat dan memiliki daya kompetisi yang besar," pungkasnya.
Kendang Jimbe itu contohnya dari Kota Blitar bukan dari Bali namun murni produk asli dari kota Blitar, oleh karena itu kami akan terus mendorong para pelaku usaha agar memiliki daya saing yang tangguh dan produknya bisa tembus kepasar internasional. Harapannya, bisan meningkatkan perekonomian khususnya dimasa pandemi Covid-19. (hms / edy)