"Dulu waktu Belanda menangkap Bung Karno dan Bung Hatta
saat Agresi Militer II, Belanda mengata kan Indonesia ini sudah tamat. Tapi
"Tidak!" kata orang Sumbar. Kita tegakkan yang namanya, Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia, yang walupun hanya 207 hari, tapi sudah menyambung
nyawa NKRI. Perlu diingat sekali ini," ucap Gubernur Mahyeldi pada acara
Safari Ramadan Pemprov Sumbar di Masjid Batirai, Kel. Parik Rantang, Kec.
Payakumbuh Barat, Payakumbuh, Minggu (24/4).
Mahyeldi menduga, pelabelan-pelabelan buruk terhadap Sumbar
yang dikaitkan dengan kabar penangkapan kelompok NII sengaja diembuskan oleh
pihak-pihak yang tidak senang dengan Sumbar dengan tujuan memecah-belah dan
merusak persatuan. Dikatakannya, selain tidak masuk akal, pelabelan Sumbar
sebagai Markas NII secara tiba-tiba sama halnya dengan menyepelekan kinerja
aparat pemerintahan, pengamanan, dan pertahanan di daerah.
"Itu makanya saat ada yang bilang Sumbar Pusat NII,
saya jawab, "Salah!" Mudah saja orang melabel kan kita. Di sini kan
ada Polri, ada tentara, ada Babinsa (Bintara Pembina Desa), ada Bhabinkamtibmas
(Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), ada Walinagari dan
Lurah. Tidak mungkin kita tidak tahu," tegasnya.
Ajak Warga Sumbar Perkuat Persatuan Dan Rapatkan Saf Sebagai bentuk responsnya atas isu NII di Sumbar yang masih berkembang, Gubernur mengingatkan masyarakat Sumbar untuk rapatkan barisan dan tingkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di Sumbar.
"Dalam situasi dan kondisi seperti ini, kita jangan
pula larut dalam perselisihan. Hendaknya kita bersama dalam kekompakan. Kita
harus konsolidasi, rapatkan saf, kuatkan persatuan, jangan sampai kita diadu
domba, sebab itu merugikan kita, merugikan daerah, provinsi, dan bangsa ini.
Maka itu kita tingkatkan kewaspadaan agar kita tidak diombang-ambingkan oleh
orang yang memberikan label-label khusus," ajaknya.
Peningkatan kewaspadaan tersebut harus dilakukan oleh
seluruh elemen masyarakat Sumbar dengan cara bersama-sama menjaga dan
memperhatikan lingkungan sekitar masing-masing dari orang asing yang
mencurigakan.
"Jadi kepada Bapak/Ibu semuanya, yang di pemerintahan,
ulama, cadiak pandai, ibu-ibu bundo kanduang, pemuda-pemudi, ayo kita bangun
kebersamaan. Semuanya kompak untuk meningkatkan kewaspadaan lingkungan. Kalau
ada warga yang jarang ikut berkumpul, kok ado nan ganjia-ganjia, cepat
komunikasikan, koordinasikan, supayo cepat diketahui. Sehingga daerah ini
tenang dan tidak ada hal yang tidak kita inginkan," pinta Gubernur.
Sebagai penutup sambutannya, Gubernur Mahyeldi menyebutkan,
untuk tahun 2022, Pemprov Sumbar telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp24,8
miliar untuk berbagai sektor pembangunan Kota Payakumbuh. Gubernur juga
menyalurkan bantuan Pemprov sebesar Rp50 juta ke pengurus Masjid Batirai.
Pada kesempatan yang sama, Walikota Payakumbuh Riza Pahlevi yang akan sampai di akhir masa jabatannya pada September mendatang, menyampaikan terima kasih atas dukungan warga Payakumbuh selama ia menjabat dan memohon maaf apabila masih ada masalah yang belum ia selesaikan (Diskominfotik Sumbar/RK)